Sunday 21 August 2016

Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih

Sekilas In-food

Semalam aku cobain makanan yang sudah sangat famous di Jakarta, nasi goreng kambing di Jalan Kebon Sirih. Katanya sih nasi goreng ini sudah ada sejak duluuuu banget, mungkin sejak sebelum masehi (ngarang). Aku juga sudah lama banget penasaran sama nasi goreng ini,  tapi kesempatan ke sana baru ada tadi malam.
Nasi goreng ini sudah buka cabang di banyak tempat Jakarta seperti daerah blok M, Lebak Bulus, dan lainnya. Tapi sehubungan dengan nama belakang nasi goreng "Kebon Sirih", jadilah aku pilih yang di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Kalau ngesot mungkin lebih asyik ya

Dari tempat tinggalku di Kuningan untuk ke Jalan Kebon Sirih bisa ditempuh dengan naik transjakarta koridor 1 arah kota, terus turun di halte Bank Indonesia (BI). Untuk turun dari halte gunakan tangga yang kiri. Kemudain jalan sedikit arah balik atau arah datangnya bus transjakarta sampai ketemu perempatan besar. Di situ kita belok kiri, terus aja jalan di trotoar sambil tengok ke arah kanan. Kurang lebih 150 meter dari perempatan akan ada keramaian dengan tenda warna orannye. Itulah lokasi nasi goreng kambing Kebon Sirih. 

Sepertinya lokasi nasi goreng ini ada di sebuah jalan masuk gang, karena sering juga ada mobil lewat membuyarkan antrian orang yang pesan nasi goreng. Dengan konsep open kitchen, pembuatan nasi goreng dapat disaksikan di sebelah kanan jalan masuk gang. Kasir pembayaran terletak di seberangnya. Tempat duduk untuk pengunjung ada di sebelah kanan dan kiri jalan gang, di pinggir jalan sebelum masuk gang, dan di trotoar sebelum gang. Namun meskipun lokasinya yang "ngemper", pengunjungnya beragam dan banyak juga anak gaul yang hits banget dandanannya. Malah ada segerombol bule dengan baju motif pantai yang sama makan di situ. Di sekitar bakul nasi goreng ini juga ada orang jualan buah seperti jeruk dan kelengkeng. Ada juga penjual tahu gejrot.

Banyak yang bilang enak banget, meskipun juga banyak yang bilang biasa aja (di internet) seperti semua nasi goreng kambing pada umumnya. Ada juga yang bilang kalau bagian menarik dari nasi goreng ini sebetulnya cuma di cara masaknya, yaitu digoreng di wajan besar banget (ada kali tuh diameter 70 cm). Seorang temanku yang merasa nasi goreng ini enak bercrita kalau istrinya tuh ga suka makan kambing, olahan apapun itu. Tapi begitu makan di sini, dia suka banget malah minta nambah!  Wkwkwkw aneh nggak sih? 

Bayi juga bisa digoreng di situ

Menu andalan adalah nasi goreng kambing. Tetapi mereka juga ada menu lain seperti nasi goreng ayam, sate kambing, apalagi lupa deh. Untuk seporsi nasi goreng kambing ini harganya Rp35.000,00.

Pesanan kami (aku datang ke sana dengan dua orang teman) datang nggak sampai sepuluh menit setelah duduk. Sebelum nasinya datang, terlebih dulu kami di kasih acar. Mungkin maksudnya sih acar, meskipun rasanya ga asem sama sekali, tapi aku sebut aja di sini acar. Hihihi. Isinya irisan kol dan mentimun, dengan di atasnya sesuatu taburan seperti sambal. Cuma ini juga ngga tahu betul atau nggak disebut sambal, karena pas dicoba ga ada rasa pedasnya sama sekali. Baiklah. 

Seporsi penuh nasi goreng kambing dengan acar di kegelapan sana

Nasi goreng disajikan di piring diameter 15 cm dengan emping di atasnya. Bumbunya enak, mirip-mirip gulai. Bau kambing juga nggak terlalu menguar, cuma sedikit tapi bukan bau lebus khas kambing. Sejak suapan pertama sampai terakhir sih aku suka rasanya. Skala 1 sampai 10 aku nilai 8. Nggak kupilih sempurna 10 karena sepertinja kalau disajikan pedas lebih enak. Selain itu daging kambingnya agak keras jadi susah digigit. Kalau kedua temanku kutanya nilai nasi goreng ini cuma 5 dan 6. Hahaha. Selera orang emang beda-beda yah.

Lokasi bakul nasi goreng di gang

Rasa nasi goreng ini mengingatkan aku sama nasi goreng sapi di Jogja (depan SMA 3 kayanya yah). Gelap-gelapan tempatnya mirip dan rasanya pun mirip, cuma bedanya di Jogja ada manisnya. Dibandingkan dengan nasi goreng kambing lain yang pernah kucoba sih memang rasanya lebih baik. Rp35.000,00 mungkin bukan hanya harga bahan dan bumbu perasa, melainkan juga suasana nyamannya makan di pinggir jalan, dan citra nasi goreng Kebon Sirih yang sudah melegenda.

Wednesday 17 August 2016


"Selamat hari kemerdekaan, Indonesia-ku."
"Makasih, Git."
"Sama-sama. Makasih ya udah baik banget sama aku selama ini. Bagaimana aku bisa balas kebaikanmu?"
"....." (senyum)

Kata anak-anak awan kepada gedung-gedung tinggi, mereka nampak lebih cantik hari ini. Ada yang dapat dikibaskan dari kepala mereka yang biasanya kosong saja. Kalau ada matahari, mungkin kaca-kaca gedung akan merona malu. Aku tertarik mengabadikan mereka.