Monday 28 January 2019

Tumpak Sewu: Kering di Musim Basah

Aku nggak pernah bikin bucketlist tempat mana yang ingin kukunjungi, tapi kayanya ada banyak tempat yang aku pingin kunjungi. Sejak kecil aku hidup di Malang, tapi justru banyak tempat di sini yang belum sempat aku kunjungi karena aku kuperAlhamdulillah, salah satu keinginanku kemarin aku sudah bisa kunjungi. Tempat itu adalah Air Terjun Tumpak Sewu atau Coban Sewu. Aku ke sana dengan teman-teman kuliahku. Yeaaayyyy kusuka air terjoooonnn!
Sarapan Nasi Lecep dulu biar semangkaaa semangat kakaaa!
Tumpak Sewu terletak di  Lumajang, Kabupaten Malang. Well ya, perjalanan ini menyadarkan aku bahwa Kabupaten Malang itu luassssss banget ya. 80 km lebih dan aku masih di Kabupaten Malang, gila gila gila. Ini gila. Sangat gendeng.

Kami sempat berhenti dulu untuk sarapan nasi pecel Mbok Djo di Dampit. Kami sampai di parkiran Tumpak Sewu setelah menempuh sekitar 2 jam 45 menit perjalanan dari Pakis (meeting point). Sepanjang jalan menuju Tumpak Sewu aku bisa melihat Mahameru, berpindah kadang di kiri kadang di kanan jalan. Aneh banget melihat puncak itu, karena aku pernah berada di sana. Seperti jauhhhh banget tapi aku pernah mencapainya. Terharu...
Tujuan kami sudah dekat karena Semeru kian nampak
Ada tiga gang masuk ke Tumpak Sewu, kami lewat gang yang ada lambang PDAM Tirta Dharma. Jalan gang itu nggak cukup untuk papasan dua mobil, jadi mesti gantian antara yang mau masuk dan keluar. Nggak jauh dari gang ada banner penyambut bahwa kita sudah sampai di jalan masuk Tumpak Sewu.

Tiket masuk per orang Rp10.000,00. Air terjun itu letaknya di bawah, sehingga untuk mencapainya kita harus turun banyak sekali tangga. Tapi ada terasnya kok, kalau ada yang hanya ingin lihat Tumpak Sewu dari atas saja.
Masya Allah, udah keren ketambahan ada pelangi pula!
Jalur untuk turun seharusnya juga ada tiga ya, karena tadi kan gang untuk masuk ada tiga. Tapi aku hanya tahu dua. Pertama curam tapi cepat sekitar 30 sampai 45 menit, ini lewat jalur masuk yang kami pakai. Kedua lebih lama tapi nggak gitu curam karena jalurnya bertangga-tangga, waktu tempuh 1,5 sampai 2 jam lewat jalur Gua Tetes. Aku dan keempat temanku turun pakai jalur yang pertama.
Oh iya, awalnya beberapa temanku sempat ragu untuk turun karena ada peringatan bahwa tiket yang kami pegang hanya bisa dipertanggung jawabkan sampai teras saja. Jadi kalau misal kita turun ya pengelola nggak bertanggung jawab kalau ada apa-apa.
Tangga kaya gini nggak cuman satu loh di jalur turun ke dasar air terjun :D
Yah sebagaimana di semua wisata alam (aku tahunya ya pas ke Semeru ya), pasti peringatannya kaya gitu ya. Jadi yaudah aja kembali ke pengunjung masing-masing. Lalu dari kami bersepuluh lima orang memutuskan untuk turun, sisanya di parkiran aja karena alasan kesehatan.

Jalur turun yang kami pilih emang beneran curam banget, karena tangganya pun macam tangga monyet gitu yang tegak sekali tetapi tanpa kurungan pengaman. Tapi memang waktu tempuh jadi lebih singkat, mengingat sepertinja dasar Tumpak Sewu itu dalam juga kalau dilihat dari teras tadi. Ngasih tahu aja, siap-siap kaki gemetar ya lewat sini hahahahaha. Dulunya tangga ini bambu, sekarang udah jadi besi gini. Lebih meyakinkan lah yha~

Meski musim hujan, tetapi siang itu tidak semua tirai Tumpak Sewu deras mengucurkan air. Padahal katanya di sini setiap jam 1 siang hujan. Ketika sudah sampai di depannya langsung, Tumpak Sewu seakan melebar. Merentangkan kedua tangan saja tidak cukup untuk memeluknya. Kita cuma manusia kecil di depan Tumpak Sewu (apalagi di alam semesta). Masya Allah. 
Nggak bisa banget atur ISO kamera hahaha jadi gini deh warna fotonya
Perjalanan balik ke parkiran atas kami tempuh dari jalur lain, kami lewat jalannya Gua Tetes. Kami berlima diharuskan bayar lagi per orang Rp10.000,00. Untuk jalur ini pemandangannya lebih indah karena kita akan melewati beberapa coban sekitar sepanjang 150 meter, kudu hati-hati jangan sampai tersesat karena penunjuk jalannya masih jarang. Kemudian sehabis coban jalurnya jadi tangga-tangga capek sepanjang 450 meter kurang lebih (info jarak ini didapat dari pak penjaga tiket).

Perjalanan lewat jalur ini membuat kita lebih basah dan ngos-ngosan. Karena memang beneran lewat alur-alur air dan tangganya kan banyak.
Ketika sampai di atas kami bukan sampai di parkiran tempat kami masuk ya, kami munculnya di pintu masuk Gua Tetes. Untungnya teman-teman kami tadi menjemput langsung tanpa ditelfon (trims gengssss!). Kalau enggak kami naik ojek dulu sampai parkiran tempat kami masuk. Ongkosnya di luar tiket.
Kalau pulang lewat jalur Gua Tetes kita akan lewat beberapa kali air terjun yang segar kaya gini loh
Setiap air terjun memiliki keindahan masing-masing. Tumpak Sewu seperti tirai raksasa, melingkar menghiasi tebing agar tidak melulu warna hijau dan gelap yang ada di sana. Dia juga cantik karena mencapai dasarnya nggak-semudah-itu. Bonus buat kami, kemarin lihat pelangi di dasar air terjun. Keren abiiiis! Masya Allah. Mau kaya gini lagi dong Ya Allah~
Horeee sampai di pintu masuk Gua Tetes 


***

P & K 
1. Aku ga jago foto sama sekali jadi mohon maaf kalau foto-foto di blog ini jelek semua bhahaha.
2. Jarang-jarang aku pergi berbanyak gini ;D Terima kasih ya kawan-kawan.
3. Guys selalu ya, bawa baju ganti ya kalau ke air terjun. Ya kecuali kalian emang suka basah, kaya kalau makan mie pangsit gitu.
4. Hindari pakai sandal jepit kalau ke sini.
5. Ada warung kok di bawah, misal mau beli apa gitu.
6. Jangan lupa menikmati karena sibuk dokumentasi.
7. Trims berat buat Helen, Apri, Riris, Ganes, Doni, Mas Kiki, Surya, Yoga, dan Billy yang sudah menemani dengan sabar dan nungguin aku hihi.
8. Terima kasih buat Allah juga yang sudah menciptakan air terjun Tumpak Sewu. Gile, ide dari mana Ya Allah bisa keren kaya gitu? Maha Nyeni ya Allah ini, The One and only.

COBAN SEWU (TUMPAK SEWU WATERFALL)
(click to enlarge the photo or direct your cursor to see the title)