Wednesday 19 February 2020

Air Terjun Tukad Cepung

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Desa nomor satu paling bersih di dunia kabarnya ada di Belanda. Nomor dua barulah di Indonesia! Wow? Wow!

"Apalah Git kok waw wow wae..."

Desa terbersih itu ada di Bangli, Bali. Namanya Desa Penglipuran.
Desember lalu aku ke sana dengan suami. Kami berangkat dari Ubud naik motor, sampai setelah satu jam perjalalanan. Biaya masuk satu orang WNI adalah Rp15.000,00.
Sebelum ke sana aku sempat cari-cari di Google dan Ig tentang desa ini. Foto-foto orang yang pernah ke sana bagus-bagus, emang terlihat sih kalau desa ini sebersih itu. Tapi pas kemarin kami ke sana.... bujubunengalabuset! Lagi ramai-ramainya. Batal deh impian suamiku foto instagramable di desa ini.
Semua rumah kaya gini pintu depannya
Oh iya waktu itu juga lagi ada lomba mewarnai anak-anak, dalam rangka Penglipuran Village Festival. Selain karena libur panjang mungkin juga karena ada lomba ini ya jadi Penglipuran ramai kali hari itu.
Nah kan malah mbaknya yang kefoto
Desa ini tidak hanya bersih tapi juga unik, karena setiap rumah pintu masuknya hampir sama semua. Macam gapura gitu. Beberapa rumah menjadikan halaman rumahnya tempat jualan. Ada yang jualan makanan, minuman, lukisan, dan kebanyakan sih oleh-oleh. Aku beli dua botol minuman loloh (sepertinja loloh ini maksudnya adalah jamu). Ada dua macam loloh yang dijual, kunyit asem dan cem-cem. Kalau kunyit asem aku suka, nah yang cem-cem ini baru aku tahu di sini. Enak sih dua-duanya. Segarnya jamu gitu rasanya.
Lengang
Petunjuk arah di dalam desa menunjukkan adanya hutan bambu kalau kita ke arah kanan. Kukira hutan bambunya kaya gimana, ternyata yaudah hutan bambu biasa ajah wkwkwkw.

Lima belas menit dari Penglipuran terdapat sebuah air wisata air terjun namanya Tukad Cepung. Karena Penglipuran gitu-gitu aja maka aku dan suami menuju ke sana setelah selesai di Penglipuran.

Biaya masuk per orang di Tukad Cepung adalah Rp15.000,00. Awalnya suami aku sempat khawatir sama air terjun ini, ramai apa enggak? Kalau nggak ramai ntar susah nyari jalannya, gitu kata doi. Hihihi. Nyatanya pas di parkira udah banyak motor, bule-bule pun berdatangan juga.
Aku suka deh air terjun yang blusukan gini
Jalan menuju air terjun diawali dengan jalan yang landai, kemudian terus menurun sampai bertemu sungai. Sungai tersebut adalah jalan satu-satunya menuju air terjun. Ternyata air terjunnya ada dua, di sebelah kiri dan kanan. Tapi yang kanan nggak gitu besar. Maka, sebelah kirilah bintangnya!

Hanya saja air terjun kiri ini rada nggak asik. Masalahnya kita nggak bisa main-main di sekitar air terjunnyaaaaa karena makhluk-makhluk yang ke situ pada antri foto! Nah loooo. Tidak seperti wisata air terjun pada umumnya bukan! Padahal aku sudah bayangin mau kecipak-kecipuk di bawah air terjunnya. Huftttttt.
Sebenarnya abang nggak suka tuh digandeng-gandeng kaya gitu
Yah positifnya pas kita foto berlatarkan air terjun emang lebih oke sih karena nggak ada bocor alias nggak akan ada orang asing sing sing sing yang masuk frame foto kamu tanpa seijin RT setempat! Cuma kan aku tu aku tu sebenarnya kan aku tu pingin kecipak-kecipuk...........
Pingin usir bule-bule yang lagi mandi itu tapi apalah daya aku cuma anak magang
Meskipun air terjun sebelah kanan lebih sepi dan terang, aku megurungkan niat untuk ke sana.

"Kenapa, Git?"
"Soalnya di sana ada bule cewe-cewe bikinian gitu lagi showering di bawah air terjun. Males banget! Masa ntar suami aku lihatin mereka. Iyuh..."

***

Setelah berpanas-panas di Desa Penglipuran, main air di Tukad Cepung adalah pilihan yang bagus. Jarak keduanya pun nggak gitu jauh. Sebuah kombinasi yang enaaa~ Hayuk teman-teman yang lagi di Bangli coba dikunjungi yaaa.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sunday 16 February 2020

Ragam Buah dari Hutan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-(Nya).
Di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma
yang mempunyai kelopak mayang."
 
QS. Ar-Rahman ayat 10-11
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo halo kembali dengan Gita di sini.

Buah-buahan adalah bahan makanan berasal dari alam yang memiliki banyak jenis. Setiap pohon memiliki buah yang berbeda-beda. Bahkan kalaupun nama pohonnya sama bisa jadi buahnya berbeda satu pohon dengan pohon lainnya, itulah yang menyebabkan jenis buah menjadi banyak. Misalkan mangga, kita tahu ada mangga manalagi, arum manis, dan golek. Itu yang di Indonesia. Kalau kita ke Thailand, berbeda lagi rasanya.
Kalender musim buah di Indonesia
sumber: indonesia.go.id





















Tidak semua buah dapat kita jumpai setiap hari, baik itu di pasar tradisional maupun swalayan. Penyebabnya adalah karena keberadaan buah bergantung pada musim. Seperti buah durian, hanya ditemukan di awal dan akhir tahun. Tetapi kalau pisang kita bisa temukan setiap hari karena pohon pisang berbuah tanpa kenal musim.

Buah-buahan yang beredar di pasaran umumnya kita ketahui berasal dari perkebunan atau sawah. Ada juga yang ditanama secara hidroponik. Tapi apakah kalian menyadari bahwa ternyata ada loh buah-buahan yang tumbuh di hutan? 

"Hutan, Git?"

Iya, hutan. Bahkan tidak hanya buah-buahan, banyak loh bahan makanan dari hutan lainnya yang bisa kita temukan. Coba kita tonton video ini yuk supaya lebih jelas.
Banyak juga kan hasil hutan ternyata selain kayu? Ada yang nabati (dari tumbuhan atau tanaman) dan juga yang hewani. Hasil hutan non kayu hewani adalah madu lebah, daging hewan, sarang, kepompong, dan lainnya. Sedangkan yang nabati antara lain buah-buahan, tumbuhan obat, rotan, dan getah.

Buah-buahan yang tumbuh di dalam hutan banyak macamnya. Beberapa yang kita familiar antara lain durian, nangka, pisang, dan rambutan. Semuanya adalah buah kesukaanku. Tetapi yang paling aku suka adalah nangka.
Nangka jika dilihat dari kulitnya saja garang karena durinya, padahal buah di dalamnya lembut. Rasanya juga enak, bagiku manisnya paling pas di antara semua buah. Teksturnya pun halus namun padat, renyah jika digigit. Warnanya menyenangkan sekali, kuning mencolok. Kontras dengan warna hijau kulitnya dan serat-serat yang mengelilingi daging buahnya.

Selain enak di mulut dan dipandang mata, nangka juga bagus untuk badan.

"Maksudnya, Git?"
"Banyak gizinya!"
"Wow apa saja memangnya?"

Kandungan nutrisi buah nangka per 165 gram memiliki: 155 kalori, 39.60 karbohidrat, 2.40 gram protein, 0.50 gram lemak, dan 2.60 gram serat. Nangka juga merupakan salah satu buah yang kaya akan vitamin A, C, thiamin, kalium, kalsium, riboflavin, zat besi, niasin, dan seng. (Sumber: hellosehat.com)
Sedang kubayangkan rasanya yang legit lewat di tenggorokanku
Sumber: foodrevolution.org
Dikutip dari laman alodokter.com berkat kandungan nutrisi tersebut, nangka memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Melancarkan pencernaan karena nangka merupakan sumber serat yang baik untuk tubuh. 
2. Menjaga berat badan ideal. Kandungan serat dan protein yang cukup tinggi dalam buah nangka membuat kita merasa kenyang lebih lama sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebih.
3. Mencegah penyakit kardiovaskuler seperti jantung atau stroke, karena nangka mengandung serat, kalium, dan antioksidan cukup tinggi. Serat dan antioksidan berfungsi untuk mengurangi kolesterol dan mencegah penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). Sedangkan kalium berperan dalam menjaga tekanan darah tetap stabil.
4. Memelihara kesehatan kulit dari dalam dengan kandungan antioksidan dan vitamin C-nya. Kedua zat tersebut dapat mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari. Selain itu vitamin C dapat mencegah penudaan dini karena membantu tubuh menghasilkan kolagen yang menjadikan kulit kenyal dan tetap kencang.
5. Mengurangi resiko kanker. Buah nangka adalah salah satu makanan bernutrisi yang mengandung banyak antioksidan. Antioksidan dapat menangkal efek negatif radikal bebas pada sel-sel tubuh, dan kerusakan sel akibat radikal bebas ini bisa menimbulkan beragam penyakit kronis, termasuk kanker.
Sayur nangka kapau
Sumber: resepkoki.id

Nangka yang belum matang alias masih nangka muda (orang Jawa Timur menyebutnya tewel) bisa dimasak jadi menu sayur untuk hidangan sehari-hari. Nangka muda biasa dimasak sebagai sayur asem, sayur lodeh, gudeg, megono, lawar, dan gulai. Sementara nangka sudah matang bagiku paling enak dimakan langsung setelah dibelah karena tekstur daging buahnya masih kencang. Lain halnya jika kita inapkan dulu di kulkas, teksturnya lebih lembek.

Olahan nangka matang pun banyak macamnya, kebanyakan sebagai makanan ringan. Bisa dijadikan kolak, molen, kue talam, nagasari, puding, atau digoreng seperti halnya pisang goreng. Di Kota Malang dan Batu nangka juga dijadikan keripik. Ini adalah olahan nangka favoritku, karena meskipun sudah jadi keripik rasa original buahnya tidak berubah. Manisnya masih seperti rasa asli buahnya, bahkan baunya pun masih sama. Keripik nangka ini (dan keripik buah lainnya) adalah oleh-oleh khas Kota Malang. Sebagai orang Malang aku wajib memberitahu kalian oleh-oleh khas kotaku yakaaan. Jadi kalau kalian ke Malang dibeli ya!
Keripik buah nangka berat 200 gram
sumber: bukalapak.com

"Git Git, kalau buah yang tidak terlalu familiar tadi bagaimana ceritanya kan belum dibahas?"

Buah wanyi, ihau atau mata kucing, rambai, kapul, keledang, lahung, durian merah, dan tarap adalah contoh beberapa saja buah asli Hutan Kalimantan. Buah-buahan tersebut tidak akan kita temukan di pasar tradisional apalagi swalayan, karena untuk memperolehnya kita harus menuju hutan di kampung-kampung tertentu. Berbeda kampung bisa berbeda juga buahnya. (Sumber: goodnewsfromindonesia.id)
Sebelah kiri adalah buah lahung dan kanan adalah durian merah
sumber: goodnewsfromindonesia.id
Bentuk dan rasanya juga unik-unik, karena mengingatkan kita pada buah-buahan yang biasa kita temukan. Misalnya buah ihau, buah asli Kalimantan Timur (dan mungkin juga hutan-hutan wilayah Kalimantan lainnya termasuk di hutan Malaysia dan Brunai Darussalam). Ihau bentuknya memang tidak mirip dengan buah manapun, tetapi besar buahnya sebesar kelengkeng dan rasa manisnya juga menyerupai kelengkeng. Lain lagi buah lahung dan durian merah. Kedua buah ini mirip sejenis durian, kulitnya sama-sama tajam dan buahnya rasanya juga sama. Perbedaannya ada pada warna kulit dan warna daging buahnya. Buah lahung kulitnya merah dan buahnya kuning sedangkan durian merah kulitnya sama seperti durian biasa tetapi daging buahnya warna merah dengan ukuran buah lebih kecil. (sumber: goodnewsfromindonesia.id)

***

Kerusakan hutan yang sering terjadi di sepanjang tahun 2019 harusnya membuat kita lebih waspada di tahun 2020 ini. Hutan yang merupakan rumah bagi banyak ragam pepohonan dan buah-buahan, akan tandas juga jika habitatnya hilang. Padahal hutan memberikan kita banyak bahan pangan, yang berarti di sana jugalah kita peroleh kehidupan. Bersama WALHI marilah kita siaga menjaga hutan dari kerusakan, baik oleh tangan manusia maupun cuaca.

"Git Git Git, apa itu WALHI?" 
"Organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia."
"Mengapa harus WALHI, Git?
"Karena sesuai dengan visi WALHI yaitu 'terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan.'"
View this post on Instagram

#Repost @walhilampung • • • • • • [WALHI Lampung - Latepost] Dalam rangka memperingati Hari Pohon Se Dunia 2019 WALHI Lampung tak pernah berhenti menangani dan melaporkan kasus-kasus yang berkaitan dengan Pohon sejak pertama WALHI berdiri hingga saat ini, yang diketahui bahwa Illegal Logging masih terus terjadi di Provinsi Lampung yang menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. khususnya saat ini illegal loging masih marak dan masif terjadi di beberapa kawasan hutan di Provinsi Lampung yaitu di Register 19, Register 22, Register 28, register 39 dan beberapa kawasan hutan lainnya di Provinsi Lampung. Seharusnya pada Hari Pohon ini menjadi momentum yg pas untuk mengkampanyekan keadaan Hutan kita yg semakin baik, namun malah sebaliknya. Kondisi ini kian parah, dan terbukti bahwa hutan di Provinsi Lampung sudah mencapai 65% kerusakan dari total luasa kawasan hutan provinsi lampung 1.004.735 Hektare. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya pelaku Illegal Logging yg seperti tidak ada habisnya meskipun patroli telah dilakukan dan ditertibkan. Pelaku-pelaku Illegal Logging ini jelas melanggar UU 18/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Hutan. Lebih mirisnya lagi adalah upaya-upaya penegakan hukum yang belum maksimal diimplementasikan. pelaku-pelaku ini merupakan pelaku lama, dan hukuman yg diberikan selama ini nyatanya tidak pernah memberikan efek jera. Selain itu, pelaku yg ditangkap adalah pekerja lapangannya tanpa mengetahui & berhasil mengungkap siapa dalang dibalik ini semua. Hal inilah yg menjadi perhatian terus menerus serta harus diberikan hukuman yang lebih keras, karena selain berdampak kepada alam hal ini juga akan sangat berdampak kepada keberlangsungan lingkungan hidup (manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya). Dokumentasi ini diambil saat tim investigasi illegal logging turun lapangan guna untuk mengecek laporan dari masyarakat. Investigasi dilakukan pada sekitar awal tahun 2019 & Hasil temuan lapangan menyatakan bahwa Register 19 TAHURA WAR kondisi hutannya sangat mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan tidak lain adlh smakin maraknya illegal logging di Lampung hingga saat ini dan yg menjadi target utama adalah Kayu Sonokeling. #Lampung

A post shared by Walhinasional (@walhi.nasional) on