Monday 12 January 2015

1992

Sejak kecil, aku memiliki kebiasaan untuk selalu mengingat tahun kelahiran aku (ya siapa juga yang ga ingat ya, ini mah bukan kebiasaan haha-_-) untuk membandingkan diri dengan orang lain--dari segi tahun lahirnya. Tahun lahirku 1992. Jadi misal, baca-baca majalah gitu. Ada biodata model, sebut saja namanya Bunga. Dia lahir tahun 1983. Saat itu aku kelas 2 SD, yang berarti dia kelas 3 SMP. Terlintas pasti di pikiran aku: "Wow Bunga kelas 3 SMP ya. Oh model. Wow beda (umur)nya jauh ya sama aku. Wow." Tapi begitu aku naik kelas 3 SMP, kemudian ada temanku jadi model komentarku, "wow dia sama 1992 kayak aku. Kami seumuran. Tapi dia model. Oh jadi sekarang aku sudah memasuki masa-bisa-jadi-model. Loh seumuran aku sudah bisa jadi model? Berarti aku sudah jauh ya umurnya, sudah besar kayak Bunga yang kapan dulu kulihat itu? Wow!"

"Hih apaan sih, Git?" 

Aku selalu melihat orang yang tahun lahirnya di atasku sebagai seorang yang jauuuuh lebih tua, jauh lebih dewasa. Sekalipun bedanya hanya setahun atau dua tahun. Nah apalagi yang sangat jauh, tujuh tahun misal! Haha. Saat kecil aku mengamati semua apa yang ada pada mereka, segala kedewasaan mereka. Bagaimana mereka dandan. Mereka yang sedang ikut ajang abang none. Mereka yang lahir tahun sekian sedang melakukan ini dan itu. Dalam usia sekian mereka sedang ngapain aja kegiatannya.
Kemudian ketika aku (dan seluruh manusia) yang kelahiran tahun 1992 memasuki usia sama dengan mereka, usia yang dulu kuanggap 'wow kalian adalah orang dewasa', aku akan merasa heran sendiri aku bisa melakukan segala hal kedewasaan itu tanpa akan dianggap aneh. Tanpa ada yang menghujat. Justru keanehan datang dariku sendiri, aku merasa heran sendiri aku sudah memasuki segalanya ini. Tahun lahirku tetap 1992. Aku sadar bertambah tahun aku juga bertambah usia. Tapi benarkah sekarang aku sudah hampir 23 tahun? Masa sih? Bukankah umur 23 tahun dulu milik orang yang lahir tahun 1987? Apakah seluruh anak di dunia ini yang lahir tahun 1992 umurnya berarti sama denganku? Lalu benarkah aku sudah memasuki zona orang dewasa, sama dewasa dengan wajah-wajah kakak-kakak yang dulu kulihat di majalah waktu kecil dulu? Ya ampun, jadi sekarang aku telah dianggap tua, seperti aku dulu menganggap kakak-kakak berumur 23 sudah sangat tua? Ooh, hari ini aku membaca koran dan kulihat salah seorang teman SMA-ku ada yang ikut abang none. Hah bukankah itu ajang yang diikuti orang umur 20an? Loh tapi kan aku juga umur segitu, begitu pula si ini, eh dia kan seumuran denganku! Lahirnya 1992. Berarti umurnya sudah 22 juga. 20an lebih. Kenapa aku heran ya? Siang ini aku berbelanja ke swalayan. Saat berbelanja aku masih memikirkan harga dan sisa uangku berapa kalau mau membeli susu kotak di swalayan, apakah ini benar untuk usia hampir 23? Aku dulu waktu SD memikirkan itu, aku kira kalau sudah dewasa, uang berapapun yang keluar akan oke saja. Ternyata kok sama saja ya?

Begitulah pertanyaan yang muncul saat aku memandangi diriku sendiri dan teman-temanku seiring berjalannya usiaku, namun dengan tahun kelahiran yang tak berubah. 1992. Ada nggak sih yang isi otaknya sama dengan aku di luar sana?

***

Siang tadi adalah hari bahagia teman sekuliahku, karena siang tadi dia menikah! Yeeeeeeeee yuhuuuuuuu.

"Git, temen apan?"
"Temen kuliah, seangkatan, sejurusan, sekelamin."

Sehari-hari dia dipanggilnya Aul. Orangnya cantiiiik luar biasa. Banyak senyum. Tapi jarang sekelas sih jadi ketemunya suka nggak lama. Lahirnya memang bukan 1992, tapi 1993. Tapi anggap aja seangkatanlah lahirnya, hahah!

semoga happy teruuuusss

Aku senang banget datang ke resepsi Aul. Meskipun undangannya nggak diberikan personal (dikasih soft file di line, grup pula-_-) tapi ini adalah undangan pertama aku loh dari generasi 1992. Ya anggap saja 1992, meskipun dia lahirnya 1993 hahaha. Sekali lagi, otakku jadi berputar ke masa lalu, ketika semua orang yang memberi undangan nikah adalah generasi 1978 atau 1988. Tapi wow, sekarang yang mengundang aku adalah anak 1992! Hwahaaaaa.

Tapi resepsi ini tidak membawaku jauh ke dalam pertanyaan yang bertumpuk-tumpuk. Untunglah, soalnya aku benar-benar ingin menikmati resepsi ini, resepsi pertama aku. Hanya saja, rasanya senang tapi ya aneh bertemu teman-teman dan Aul sendiri dalam suasana baru. Terakhir kumpul berbanyak bersama Sipil UB'10 pas senang-senang, pas mencari-cari waktu bersantai diantara jadwal asistensi skripsi. Biasanya kami foto berbanyak, berdua-dua, atau bertiga-tiga di kampus aja. Kadang di tempat makan, tempat futsal. Tapi sekarang? Kami foto-foto bersama di nikahan teman kami. Teman pertama seangkatan yang nikah. Teman yang biasaya foto sama kami juga. Teman 1992...

2011

2014

2015

Aku senang melihat wajah Aul yang sangat senang dan bahagia di harinya dia. Semoga wajah itu akan terus begitu, dan kami semua juga akan begitu di hari kami masing-masing. Semua, anak Sipil, anak 2010, dan anak 1992. :-)


"Selamat menikah teman 
sapalah sang mentari di ufuk baru..."

Terima kasih hujan, malam ini kau yang kurindukan dan kau jugalah yang datang. Kau tandai hadirmu dengan rintik minor bertatapan dengan tanah. Hujan, malam ini jangan lupa mampirlah ke rumah Aul. Semarakkan kebahagiannya dengan dinginmu, sehingga akan terasa hangat rumahnya. Bersama suaminya, ketika ia terbangun besok pagi akan ada bau tanah basah yang kau tinggalkan sebagai permulaan hari barunya yang lebih baik... Semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah Aulia Quranna Sukamto, ST. dunia dan akhirat. :-)

3 comments:

  1. Kamu yg pake gaun biru jongkok itu ya?? Kenapa jongkok git? Eman gaun muuuuu

    ReplyDelete
  2. iya mbak, aku juga gitu...
    malah yang sering aku pikirkan ya seperti ini:
    "lho..itu kan anaknya lahir tahun 1994, yang itu 1996 eh yang itu 1998.. astaga kenapa mereka terlihat dewasa dan terlihat seperti menjalani hidup yang lama ya, mereka penyanyi, model, guru magang, atau bahkan pasangan yang sedang berpacaran... jadi dengan tahunku yang 1992... aku seperti lengah melakukan sesuatu... terlalu sibuk memikirkan diri sendiri atau mungkin...
    ketika aku kecil... mereka belum ada! BELUM ADA!
    jadi... aku sudah lama disini? apa yang kulakukan? ini seperti aku dipaksa masuk ke dimensi orang yang berumur 23 tahun... sementara aku masih 1992 yang dulu... generasi 1992 yang melihat orang-orang yang lahir sebelum generasiku adalah orang tua... dan tidak ada yang lahir setelahku..
    sekarang, kenapa banyak sekali ya yang lahir setelahku
    apa aku ini semacam sisipan saja? aku ini disisipkan seperti pembatas buku di tengah-tengah halaman?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ICAAAAN AKU TAHU INI ENGKAAAUUUUW! \(n_n)/

      ahahahah iya can sama. Seperti pas kita udah lulus SMA eh ko ada lagi sih tahun berikutnya yg lulus? Cepat amat dunia ini? Bukannya generasi 92 itu yg termuda? Aneh ya punya adik... He tapi kamu kan punya adik? -_-

      Delete