Friday 5 October 2018

Wat Arun and Wat Pho (4/4)

Minggu, 19 Agustus 2018 
Hai hai ini hari keempat alias terakhir aku di Thailand!
Aku pergi ke Thailand berbanyak, bertiga puluh. Semua adalah teman sekantor aku. Kami sudah berada di Thailand selama tiga hari, ini hari keempat kami di sini. Selama tiga hari sebelumnya kami pergi kemanapun sama-sama. Tapi hari ini tidak (jadi). Kami berencana ke Grand Palace, tapi ternyata hari Minggu Grand Palace tutup, saudara-saudari.Hokehhhh rencana dialihkan.
Semalam untuk mengganti acara yang kosong karena Grand Palace itu kami diberi dua pilihan untuk acara bebas ini, pilihan pertama ke Wat Arun. Pilihan kedua bebas atau belanja ke MBK (karena MBK dekat banget sama Mercure Hotel Siam tempat kami nginap). Tentu saja aku pilih ke Wat Arun karena aku belum pernah ke sana!

"Saat masih di Jakarta seorang teman (namanya Ismi) yang sudah pernah ke Thailand menyarankan aku untuk ke Wat Pho dan Wat Arun kalau ke Bangkok. Bagus kata dia. Tapi kubilang; di daftar acara kami ga ada :(, sementara aku hanyalah kroco yang bepergian sama bos-bos sehingga nggak tahu deh bisa nggak ngaburrrr ke Wat Arun sewaktu-waktu. Eh ternyata dapat rejekiii ditawarin ke Wat Pho huahaha alhamdulillah!"
"Ciyeee Gitaaa!" 
Pak Nixon su dekat dengan gerbang Wat Arun
Sepertinja orang-orang masih ingin belanja, sebagian udah capek belanja, jadi dari 30 orang hanya 2 ekor yang pilih ke Wat Arun. Orang pertama adalah aku, yang kedua adalah seorang bos namanya Nixon. Manggilnya pakai Pak ya geng biar sopan, Pak Nixon. Hohoho~ Aku sesungguhnya senang-seneng aja sih jalan berdua doang karena kalau ramean suka ribet gitu dan ga cocok sama kepribadian aku yang kuper dikit-dikit foto, dikit-dikit swafoto. Kita jadi nggak ada waktu untuk mengagumi tempat wisata yang kita kunjungi, sekalinya mengagumi malah dikira ngelamun. Lah! Juga khusus untuk aku kadang suka ngeri kalau ketinggalan rombongan, bukan kawatir nyasar gimana ya tapi ntar ga enak aja dicariin ditungguin gitu haha. Kalau berdua kan bisa lebih kompakan. Toss dulu Pak Nixon!

Kami dijemput oleh orang travel namanya Pak Hasan pukul 08.00. Kirain dari hotel ke Wat Arun bakal setengah jam gitu, ternyata enggak, karena nggak macet kali ya. Hanya 15 menit perjalanan sudah sampai. Jalan masuk ke Wat Arun mengingatkan aku seperti ke Taman Sari, nggak yang di pinggir jalan besar gitu tapi kudu masuk dulu.

Tiket masuk ke Wat Arun ฿50 masing-masing orang. Wat Arun buka mulai pukul 8 pagi sampai 6 sore. Saat kami masuk nggak jelas banget orang yang jaga tiket, nggak narikin gitu buat bayar hahah tapi karena aku kawatir kalau keluar ditanyain tiket jadi beli aja. 
Wat Arun yang berundak-undak 
Kami nggak bawa pemandu, jadi yang kami lakukan di dalam area Wat Arun adalah mengagumi bangunan-bangunannya dan patung-patungnya. Pagodanya keren sih, keramik gitu sampai atas. Kalau langitnya saat itu cerah mungkin lebih keren lagi karena nampak berkilau, sayangnya lagi mendung. Bangunan ini juga tinggi-tinggi banget, jadi kalau mau lihat ujungnya kudu mendongak maksimal. Kalau mau foto biar kelihatan seluruhnya juga kudu berlutut alias ndlosor-ndlosor zhahah.
Beberapa patung dewa berwajah marah (maaf ya aku fisik) ada di Wat Arun ini. Aku nggak tahu namanya, tidak juga kucari tahu. Pak Nixon juga nggak memberi tahuku, dia malah semangat ngefotoin aku haha.
Wat Arun tinggi sekali sehingga untuk melihat ujung bangunannya harus mendongak banget
Oh iya selain untuk tahu bagaimana sih Wat Arun ini, aku juga bertujuan beli kaos di Wat Arun ini karena aku belum dapat kaos sebagai oleh-oleh untuk keluargaku yang laki. Jadi di belakang Wat Arun ini ada kaya tempat jual buah tangan gitu, harganya (menurut info Ismi) nggak jauh dari Jatujak alias murah-murah juga. Beberapa dari penjual itu pun menerima uang rupiah. Harga yang kudapat untuk dua buah kaos adalah ฿250; setelah ditawar tentunya. Tapi si ibunya nggak ngasih potongan jauh karena kata dia udah murah. Pikirku iya juga sih kemarin-kemarin harganya ya seginian dengan bahan yang seperti ini. Aku juga nggak berani maksa nawar lagi, kawatir diusir haha padahal tempat belanjanya nggak ada lagi setelah ini. Baiklah. 
Pasar kecil di belakang Wat Arun
Kami janjian dengan Pak Hasan pukul 10 dijemput untuk kembali ke Mercure Hotel Siam. Kami masih punya satu jam menuju jam 10, kami ingin ke Wat Pho. Sempat ragu kawatir tidak cukup waktu tapi kemudian kami putuskan untuk ke sana aja deh. Sepertinja cukup sih; setelah nanya orang Indonesia yang kebetulan sudah ke Wat Pho haha.
Di belakang Wat Arun terbentang sungai Chao Praya, untuk menuju Wat Pho kita harus menyeberangi sungai tersebut. Nggak lama, lima menit doang juga sampai. Biaya per orang untuk sekali menyeberang Chao Praya ฿8 atau ฿4 gitu huahahah lupaaa tapi kayanya ฿8 sih. Aku sering mendengar Sungai Chao Praya saat SD kelas 6 pelajaran IPS, kan saat itu mempelajari beberapa negara Asia Tenggara. Kami menghafal gunungnya, sungainya, dan batas-batas wilayahnya. Aku merasa keren bisa melihat langsung sungai ini lantaran selama ini cuma bisa dengar namanya. Sekarang aku menyeberanginya loh waooooow! Amaziinggg#Maapkampung
Terlihat atap Wat Pho dari Chao Praya
Setelah sampai di seberang kita akan melewati lorong berlantai kayu yang sepertinja pasar tapi lagi tutup karena akhir pekan, ada sih yang buka tapi nggak banyak. Keluar dari lorong kita akan bertemu beberapa bakul penjual jajan sate-satean gitu terbuat dari ikan dan ayam (babi juga ada) tapi karena ada anjing berkeliaran aku jadi malas. Lantai di sini pakai traso. Jalanannya sepi. Banyak tuk-tuk mejeng di tepian trotoar. Rasanya Asia banget! #apacoba
Berasa di film-film Kung Fu nggak sih suasananya?
Masuk Wat Pho lebih mahal daripada ke Wat Arun, ฿100 per orang. Nggak mengherankan sih karena Wat Pho lebih luas dibanding Wat Arun kurasa. Masing-masing orang juga dapat air minum. Ngerti banget dia kami lagi haus! Haha. Wat Pho dibuka mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore.

Ruangan pertama yang kami kunjungi di Wat Pho ini ada maketnya tentang Wat Arun, Wat Pho, dan Grand Palace. Di ruangan ini juga ada beberapa patung (entah siapa patung itu lupa haha mungkin dewa apa gitu ya) dan orang yang lagi sembayang ke patung itu. Patungnya sebetulnya warna kuning ya, cuma kuningnya itu ngelupas-ngelupas nggak paham kenapa. Kalau masuk ruangan ini kita diharuskan melepas sepatu.
Kurang paham kenapa ambil foto di sini burem terus
Selanjutnya ruangan yang kami kunjungi adalah yang paling aku kenali dari Wat Pho, patung Buddha tidur. Ramai sekali di ruangan itu. Pintunya terbuka, terlihat di dalam banyak banget orang. Untuk memasuki ruangan ini kita juga diharuskan melepas sepatu, namun kita dibolehkan untuk membawa sepatunya masuk dengan kantong plastik yang sudah disediakan. Pas masuk melihat kerumunan banyak banget orang gitu aku jadi ingat tentang orang haji yang lagi tawaf.

"Git kenapa posenya pas tidur Buddha-nya? "
"Entahlah..."
Buddha tidur disorot dari ujung jari-jari kakinya
Selanjutnya kami berkeliling ke seluruh penjuru Wat Pho. Beberapa bangunannya sedang dipugar. Kami menemui banyak patung Buddha dalam berbagai ukuran. Di suatu ruangan ada yang sedang berdiri sehingga tinggi banget, ada yang lagi duduk tapi juga besar, dan ada yang tidak di dalam ruangan berjajar dengan ukuran seperti orang biasa. Di depan patung yang berjajar tersebut ada anak-anak SD sedang belajar menari. Lucu banget lihat mereka nari serius diajarin gurunya dengan Bahasa Thailand. Eh padahal itu kan hari Minggu ya, kok narinya pada pakai seragam ya?
Hai haiiii kalian lagi nari apa adik-adiiiik? XD
Pukul 9.45 kami balik ke Chao Praya untuk menyeberang. Ongkos baliknya sama seperti berangkatnya. Kali ini penyeberangan lebih ramai dibanding saat berangkat.
Pak Hasan menunggu kami di Jalan nmr 7, pukul 10.05 dia menjemput kami dengan mobil yang sama. Senang sekali bisa berkunjung Wat Pho dan Wat Arun.

***

Ada satuuu yang aku lupa banget belum aku beli di Thailand ini, padahal udah mupeng banget sejak di Jakarta: Thai tea! Haiyaaaaa Watcha watchaaaaaaaa.Di Jakarta bertebaran banget thai tea, aku pernah beli yang merk Think Thai biar tahu aja gitu gimana sih rasanya. Ternyata? Kaya teh tarik 10.000-an gitu rasanya. Tapi bagaimanakah rasa asli di negaranya?
Sungguh enak Thai tea ini :( 
Tentu saja sekembalinya dari Wat Arun aku nggak punya banyak waktu untuk berkeliling Bangkok mencari thai tea di pinggiran jalan (biar kerasa nuansa steet food street drink-nya gitu hoho). Sehingga atas saran seorang juniorku namanya Rifki aku beli thai tea di Seven Eleven (Sevel) di lantai dasar hotel tempatku menginap, kata dia di sana enak bangeeet. Eh tapi kalau kita bilang mau beli Thai tea gitu kasirnya nggak tahu loh, kurasa aku melafalkan Thai tea sudah cukup jelas. Jadi mungkin di sana ada sebutannya sendiri. Harga satu gelas ฿18 murah banget ya kaaaan, self service tentu saja. Benar saja, rasanya segar dan menurutku nggak semanis yang pernah kucoba itu. Huaaaah mantaaap jiwaaaaaaaaaa!

***

Kami pulang kembali ke Jakarta lewat Bandara Suvarnabhumi dengan Thai Airways penerbangan jam 2 siang. Semoga ini adalah awal perjalanan-perjalanan aku selanjutnya ke luar Indonesia huahuahua asik juga ya ternyata jadi turis!

***

P & K
1. Terima kasih Mr. Nixon sebagai partner wisata hari ini, sampai ketemu lagi kapan-kapan ya, pak. 
2. Kembali kuingatkan, ketike berwisata jangan terlalu sibuk mengabadikan sampai lupa menikmati.
3. Jalan ke Thailand nggak mahal-mahal banget ternyataaaaaaaaaaa (bener kata orang-orang) pingin lagi ke sana tapi gatau juga yah pengen ke tempat lain juga heuheuheu ribet yak.
4. Di belakang Wat Arun ada jasa ngefotoin dengan memakai baju adat Thailand. Boleh looh kalau mau cobain.
5. Kata juniorku thai tea yang dia temukan menuju Petchaburi sama enaknya dengan yang di Sevel, tapi lebih murah gitu. Huwaah padahal yang di Sevel udah semurah itu loooh~~~~~
6. Si Rifki nge-vlog tapi mana hasil videonya nggak muncul-muncul... -___-" Ditunggu woooy! 
7. Nggak kesampaian naik Tuk-tuk... :(
8. Terima kasih untuk teman-teman seperjalanan, semoga ketemu lagi di lain waktu hihi.
9. Terima kasih juga buat Allah yang sudah memberiku kesempatan waktu, uang, dan kesehatan sehingga aku bisa sampai Thailand. Keren banget Ya Allah mau lagi dong kaya gini tapi jauhan lagi huehuehueee.

PHOTOS AT FOURTH DAY IN THAILAND
(click to enlarge the photos or direct your cursor to see the title)
  
 
 

4 comments:

  1. Hahaha seru kan being tourist for a while ? Gue tambahin nih list tempat kece di thailand aside from Bangkok : ayutthaya, chiang mai-chiang rai di selatan thai. go see and amaze yourself giiit. Oiya kalau mau lebih appreciate keteraturan, go visit spore 😎
    Jadi gimana? Traveling itu nagih bukan?

    ReplyDelete
  2. ini lu terlalu patuh dengan aturan yak. enggak ditarikin duit, tapi dengan senang hati nyamperin petugas loketnya. hahah
    gue belom pernah uy kesana, seru-seru banget kayaknya nih di thailand buat spot foto-foto gitu.
    pas jalan sama pak nixon ini enggak ada kejadian apa gitu?

    gue cuman liat di film doang sih, jdi pengen nabung kalo beneran murah. dan kayaknya seru nih solo traveling kesana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kejadian apan? -_-"

      solo enak berdua lebih yahud haha.

      Delete