Saturday 6 January 2018

Belitong: Sedih Harus Berpisah (3/3)

Minggu, 3 Desember 2017

Sesuai rencana kami semalam, hari ini kami akan balikin motor ke Pak Anggit. Si bapaknya akan ambil motornya di hotel, kemudian akan ditukar dengan mobil plus sopir.

"Lah kenapa ganti sewa mobil, Giiit?" 


Hari ini adalah hari terakhir kami di Pulau Belitong ini. Jadwal kami hari ini adalah main air basah-basahan ke Tanjung Kelayang lalu kalau masih ada waktu ke Tanjung Tinggi. Sore nanti jam setengah lima kami balik ke Jakarta naik pesawat. Pinginnya sih dari tanjung situ langsung aja ke bandara, karena memang lebih dekat gitu. Kalau balik hotel dulu jauh jalannya. Tapi karena bawaan kami pada besar-besar, si Fururo koper satu dan aku keril satu ukuran 35 liter, maka nggak memungkinkan untuk naik motor. Dengan Mas Dede sebagai sopirnya, kami sewa Toyota Avanza untuk satu hari yang tersisa di Belitong. Sehari Rp350.000,00.
Mie Belitong ini doang yang kutemukan sudah buka sepagi itu 
Sebelum menuju utara kami sarapan dulu di Tanjung Pandan. Hari itu kami nggak pakai sarapan dulu di hotel, langsung cabidut aja. Tapi ternyata rada susah gitu nyari sarapan di Belitong pagi-pagi begini, saat itu belum juga jam 8. Pinginnya sih makan mie Belitung, yang kami tahu kan Atep, pingin tahu aja gitu kenapa kok famous banget sih Mie Atep ini? Asli deh tiap searching kuliner Belitong nemunya Mie Belitung 'Atep' mulu. Seolah se-Belitong nggak ada orang lain lagi yang bikin mie. Tapi doi belum buka dong!  Di internet ada referensi lagi sih Mie Belitung Awan. Tapi ini si Mas Dede-nya nggak tahu juga dimana. Jadi yaudah daripada habis waktu cuma untuk nyari mie Belitung yang famous, aku dan Fururo memutuskan kami makan mie Belitong yang buka aja. Kebetulan kami lewat di Jalan Sriwijaya ada tuh Mie Belitung Acin. Yeayyyyy! 

Saat aku dan Fururo datang belum ada pengunjung yang makan. Di dalam hanya ada ibu yang jual sama temannya kayanya. Si ibunya cina, temannya juga cina, dan mereka bicara bahasa belitung (melayu gitu deh) yang diselingi Bahasa Mandarin. Wow cool! Selama tiga hari aku belum menemukan suasana se-Belitung ini. 
Mie Belitong Acin enaaaa
Di meja kami ada telur rebus. Aku dan Fururo masing-masing ambil satu untuk makan mie Belitung. Mie Belitung ini adalah mie kuning yang disajikan dengan potongan tahu, mentimum tipis, udang kurus satu biji, kentang, emping, dan apa gitu gatau deh wujudnya mirip kentang tapi teksturnya kenyal. Enak sih, tapi kuahnya kemanisan kata aku. Menurutku ada udang itu untuk menetralkan rasa manisnya cucok banget deh. Total yang harus dibayar Rp34.000,00.

Selesai sarapan kami menuju Tanjung Kelayang. Setengah jam saja perjalanan, sampai kaget loh aku. Kok berasa cepet gini? Masuk parkiran kami ditarik Rp10.000,00. Saat turun kami langsung ditanya sama seorang bapak-bapak yang pakai baju surfing berkulitnya hitam eksotis wkwkwk. "Berapa orang? Pakai snorkel nggak? Kok berdua aja ini mau foto pre wedding apa gimana? Ongkos sewa boat-nya Rp500.000,00..."
Saat itu si Mas Dede menyarankan kalau aku berusaha cari aja barengan dulu untuk sewa boat-nya, soalnya kan sayang aja gitu kalau berdua jatuhnya mahal per orang. Lalu si bapak yang nanyain tadi bilang, agak susah nyari barengan soalnya rata-rata yang ke sini banyakan orangnya. Lalu doi pergi sepertinja nyariin kami kapal. Aku, Fururo, dan Mas Dede jalan-jalan dulu lihat-lihat Tanjung Kelayang ini sambil menunggu si bapaknya.

Pantai Tanjung Kelauang yang juga warna-warni
Sambil foto-foto centil aku memperhatikan sekitar, siapa tahu ada gitu rombongan yang mau barengan. Lalu aku mendeteksi ada empat orang yang sepertinya bisa diajak gabung... Eh mau beneran dong! Hihi asik rejeki anak solehahhhh. Aku pun berkenalan dengan mereka, satu laki dan tiga perempuan. Sayangnya setelah lepas tangan salaman aku udah ga ingat nama mereka siapa fwahahaha aduh maaf ya kawan-kawan. Aku cuma ingat satu yang cewe itu namanya Anis. Itu juga karena doi chat aku untuk minta foto. "Hai Gita ini Anis, kirim fotonya ya..." Oh ternyata namanya Anis, kataku dalam hati.

Kami juga sewa alat snorkel. Aku sih iyes, Fururo-nya enggak. Oke skip.

Total biaya sewa kapal dan alat snorkel kalau dibagi enam orang masing-masing bayar Rp122.000,00 (bayarnya di belakang).
Pulau Batu Garuda
Banyak pulau yang kami lewati. Tapi karena air lagi pasang, jadinya nggak ada yang kami bisa singgahi. Seperti Batu Garuda, kapal hanya mendekat sedikit lalu kami foto dari atas kapal.
Iya itu doang sih yang kami datangin haha. Batu berlayar juga dilewatin doang. Ngomong-ngomong semua pulau yang kami lewati batunya nggak ada yang kecil, semua besar-besar. 

Sekitar setengah jam setelah melewati Batu Garuda kami sampai di Pulau Lengkuas, ini pulau yang ada mercusuarnya itu loh. Saat kami sampai sudah banyak kapal yang tertambat. Setelah turun dari kapal aku dan Fururo berpisah dengan Anis cs. Aku dan Fururo ke kamar mandi langsung, karena si Fururo udah kebelet pepsi banget wkwkwk. 
Pulau Batu Berlayar
Kamar mandi di Pulau Lengkuas ini terletak di bangunan yang ada mercusuarnya, di dalam pagarnya. Musholla juga ada di sini. Ke kamar mandinya berbayar, nggak dipatok berapa sih tapi kalau aku masukin Rp2000,00.
Sambil menunggu Fururo pepsi aku bertanya-tanya sama bapak yang jaga kamar mandi tentang mercusuar ini. Ternyata setahun belakangan udah ga boleh dinaikin sampai atas, perintahnya turun langsung dari Dishub. Sekarang bolehnya sampai lantai tiga aja dan sebelum masuk pastikan kaki sudah bebas dari pasir pantai. Ah kuchewa~ Meski boleh sampai lantai tiga aku nggak mau naik juga, malah ga enak kalau kentang gitu (kentang: kena tanggung).

Setelah Fururo keluar dari alamnya, kami ke utaranya pulau, ke batu-batuan granit. Ramai banget orang di sana. Aku yang membayangkan bakal bisa mencapai dan berfoto di batu yang paling besar, langsung sadar bahwa itu keinginan yang mustahil abis. Soalnya batuan yang besar-besar itu membuat kita ngeloncatin batunya repot juga wkwkwk belum lagi antar batu kan nggak selalu rapat ya. Ada yang renggang-renggang, jadi kudu kecelup air dulu. Aihhhh selangkangan sampe kakuuuuu. Jadi yaudah, foto ya foto aja gitu sambil ngomongin orang di sekitar kami hihi.

Karena matahari sedang nyala-nyalanya, kami mengimbangi dengan minum kelapa muda biar seger. Rasanya pingin gitu sambil dengerin lagu reggae.
Batu-batu granit di Pulau Lengkuas
Setelah sejam terpisah dari Anis cs aku penasaran juga, pada kemana ya mereka itu? Pulau ini kecil, orangnya itu-itu aja. Tempatnya juga ini-ini aja. Kenapa mereka nggak nampak lagi? Usut punya usut ternyata mereka pergi ke belakangnya pulau. Jadi di belakang bangunan yang ada kamar mandinya tadi itu ada jalan menuju batuan granit juga, seperti yang kami kunjungi tapi lebih sepiiii. Kita kudu menembus hutan dulu tapi, nggak panjang sih rutenya kata Anis, cuma jangan sampe nyasar aja! Nah itu dia majalah eh masalahnya. Saat aku dan Fururo mencoba melewati hutannya kok jalannya nggak jelas gini... Jalannya belum benar-benar terbuka. Hmm daripada nyasar jadi aku dan Fururo memutuskan untuk balik aja.
Kenapa kalian jadi hijau semua gini, brai?
Setelah sholat dhuhur aku, Fururo, dan Anis cs naik kapal lagi. Kami bersiap untuk snorkelinggggg huhuuuuy. Sebetulnya aku nggak pe-de snorkeling di manapun, karena aku nggak bisa berenang.

"Git tapi kan ini pakai pelampung?"
"Nah iya sih, cuma aku kalau kuping udah kecelup air itu panik..."


Kaca mata renang yang kupakai enak, tapi yang buat napas di air (apa sih namanya itu?) sakitnya sampai seminggu saat kupakai napas. Saat itu kan lagi pasang, nah yang kulihat warna karangnya hijau. Bentuknya sih macam-macam tapi ya gitu, kok hijau semua yha? Well, ada kaitannya nggak ya warna dasar laut dengan kondisi air laut yang lagi pasang atau surut? 
Difotoin mas yang punya kapal
Aku snorkeling paling cuma lima atau tujuh menit. Selebihnya aku naik kapal aja liatin Anis cs berenang sama ikan. Sudah cukup kesenangannya main air. Sebetulnya sama mas yang punya kapal kami ditawari untuk snorkeling lagi di area lain, tapi Anis cs tahu kalau aku dan Fururo udah mau balik sore ini, jadi mereka pilih balik aja ke dermaga. Saat itu pukul 13.30.

Ketika kapal balik ke arah dermaga Tanjung Kelayang, aku tertidur.

***

Setengah jam saja perjalanan dari Tanjung Kelayang menuju Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin. Bawaanku sedikit lebih banyak dibanding saat berangkat, karena beli oleh-oleh dan baju ada yang basah. 

"Kalian beli oleh-oleh apa emang?" 
"Aku beli ketam isi. Kalau Fururo ketam isi dan jeruk kunci. Ketam isi aku bisa jelaskan, kalau jeruk kunci nggak tahu deh... Tanya Fururo aja~"
Kumakan sampai cangkang-cangkangnya haha one is never enougghhhh
Ketam isi adalah makanan yang khas sebagai oleh-oleh dari Belitong. Bisa disebut juga perkedel rajungan. Jadi cangkang rajungan itu diisi dengan adonan rajungan yang dicampur telur dan bahan-bahan lain. Aku sih suka banget banget banget ya, sampai cangkangnya pun aku makan hahah nggak tahu seharusnya bisa dimakan nggak si? Berasa lunak soalnya kalau kita makan bersama dengan perkedelnya. 
Aku beli dua pack, sementara Fururo empat. Satu buah ketam isi harganya Rp8.000,00. Satu pack isinya sepuluh, sehingga satu pack harganya Rp80.000,00. Lokasi tokonya ada di Jalan Sriwijaya Tanjung Pandan, merknya Adena. Ketam isi hanya bisa tahan sampai dua hari. Sebetulnya yang aku tahu jual ketam isi itu Rumah Makan Pribumi tetapi atas rekomendasi Pak Anggit aku disarankan beli di Adena saja karena yang ini kemasannya lebih siap untuk dibawa-bawa, kalau di Pribumi nggak gitu. Katanya sih katanya. 
Jadi tadi sebelum makan mie kami pesan dulu enam pack, itu sekitar pukul 7 pagi. Kami dijanjikan jam 10 ketamnya udah siap. 

"Lah Git lalu ngambilnya gimana? Kan kamu jam segitu lagi ke Pulau Lengkuas?"
"Iyaaa Mas Dede yang mengambilkannya buat kami hihi asik yah. Karena kalau balik Tanjung Pandan lagi takut ga keburu ke bandara..."

Pukul 17.50 aku sudah antri ambil bagasi di Bandar Udara Soekarno Hatta ditemani Fururo. Sedih harus berpisah, tapi semoga bertemu lagi di lain pulau. Bye holiday! 


***

P & K 
1. Biaya selama di sana tiga hari kuhitung per orang Rp882.387,00 di luar ongkos pesawat aku dari Jakarta ke Tanjung Pandan sekitar Rp1.100.000,00. Tangjung Pandan ke Jakarta juga segituan. Rincian jelasnya boleh tanya ke e-mail :)
2. Aku dan Fururo nggak sempat ke: Tanjung Tinggi, Warung Kopi Ake, pantai di Beltim dan Ngopi di Beltim. Sedih sih. Tapi aku bersyukur sudah pernah berada di Belitong. :D 
3. Bawa celana dalam lebih ya kalau ke Belitong, karena kan panas tuh di sana. Siapa tahu, biar nggak gatal-gatal aja gitu... 
4. Seorang pegawai di Kong Djie berkata padaku bahwa Belitong ini aman banget banget. Misal aja ada motor di pinggir jalan malam hari, kuncinya ketinggalan gitu di motor. Sampai pagi ga akan ada yang ambil. Percayakah kalian? Aku sih percaya aja. Cuma tiga hari memang aku di sini, tapi sepertinja memang orangnya masih pada tulus-tulus... 
5. Ini sebagai pendukung fakta nomor 3. Saat mau ke Peramun, aku sempat berada di perempatan jalan yang sepi banget di Sijuk. Hanya ada aku dan dua motor di jalan dari arah kananku. Tapi meski sepi gitu para pengendaranya saling mempersilakan untuk jalan duluan. Aku belum pernah sih diperlakukan seperti ini... 
6. Untuk yang nggak pingin kulitnya menghitam dipersilakan pakai sunblock SPF 50 atau lebih saat di Pulau Lengkuas dll, mencegah kulit terbakar. Panas banget loh. 
7. Ingat ya, jangan pakai jeans saat main air di pantai, pulau-pulau, apalagi snorkeling. Jeans itu keringnya lama dan berat kalau basah. 
8. Jangan sampai gak cobain ketam isi huahahaha itu enak banget asliiii aku aja habis 15 biji kalau gak salah
9. Tripod yang kupakai kupinjam dari Tamma, terima kasih banyak ya Tam kapan-kapan pinjam lagi kalau belum punya sendiri :( 
10. Terima kasih buat ibu yang jaga Meigah Hotel, karena beliau sudah membantu aku melepas kunci kamar hotel. Juga untuk mbak-mbak penjaga. Kalian ramah aku suka :'( 
11. Terima kasih sama Allah yang ngasih aku rejeki waktu, duit, orang baik, dan Belitong! Aku kapan Ya Allah bisa liburan sama suami aku huahuahuaaaaaaaaaaaaaa :_______)
12. The best (people) for the last, buat Fururo rekan seperjalanan yang sudah sangat tabah, ceria, lucu, JAHIL, gendut, dan baik hati. Sampai ketemu di liburan berikutnyaaaa!


THE LAST DAY...
click to enlarge the photos



















4 comments:

  1. Waduh, taglinenya udah anak pulau banget "GILI GITA" eh tapi gk bisa berenang ahaha.. Belajar gih..

    Sama nih kaya di mentawai, motor ditaruh sembarangan dg kunci yg masih tertinggal, gk akan hilang..

    -Traveler Paruh Waktu

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkw maapkan bang. udah belajar saya, baru sampai tahap "udah ga takut air" haha~

      ojeh lanjut Mentawai ah XD

      Delete
  2. enak yaa gita bisa jalan2 sama syapa aja,,, foto mu keren2 git... dan ketam isi itu kliatan nya enak bgt jadi pengeeeen >_<
    kamu TOP dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. bro beli online bisa kayake. cek aja merknya yg aku beli itu ADENA

      Delete