Another Sister from Tawang Sari

"Git Tawang Sari itu dimana?"
"Solo beb, kabupatennya gitu deh. Arah Sritex kalau kata temanku."

Hari Minggu 28 Oktober 2018 lalu aku menghadiri pernikahan temanku, teman kos di kosan lama pas aku masih di Jakarta. Namanya Dia, dia adalah teman pertama aku di kosan lama itu. Lokasi pernikahannya di rumah Dia, tepatnya di Jalan Sutawijaya RT02/02, Majasto, Tawang Sari, Sukoharjo, Solo. Berdasarkan referensi yang kudapat Tawang Sari ini dapat ditempuh dengan mobil maupun motor dari Solo, 30-45 menit perjalanan. Benar saja, kemarin aku ke sana naik go-car Rp76.000,00 sekitar 45 menit perjalanan.

Mantennya lepaaas

Berangkat kurang lebih pukul 7 aku sampai di lokasi pukul 8 kurang sedikit. Masih sempat aku bertemu kawanku sedang bersiap sebelum akad nikahnya dimulai. Di undangan pukul 8.00 akan dimulai akad nikahnya. Realisasinya yaaah jam 8 lebih lebih dikit gitu sih haha. Pengantin berjalan berdua tanpa iring-iringan dari rumah tempat mereka dirias ke tempat akad nikah. Meskipun tempatnya cuma jarak 10 meter tapi mengherankan bagiku. Dulu aku menyaksikan prosesi akad nikah di Cimahi yang jalan ke tempat akad itu lakinya doang tanpa si perempuannya, sama iring-iringan keluarga sambil bawa seserahan. Mempelai putrinya tentu duduk manis doang nunggu di suatu tempat di lokasi akad tersebut. Keunikan pertama yang kutemukan. 

Serah terima

Saat akad nikah berlangsung aku duduk di belakang kedua mempelai. Kursi yang kududuki mengelilingi satu meja, yang mana di meja tersebut udah ada beberapa jajan. Ada keripik pisang, jenang (sepertinja), ketan, satu lagi apa aku nggak tahu haha. Disediakan juga teh manis di sekeliling jajan itu. Ketika ijab qabul selesai dikumandangkan, jajanan tersebut diturunkan ke tatakan di bawah meja, kemudian diganti dengan makanan utama. Nasi satu bakul, lodeh satu jambangan besar, piring-piring yang masing-masing sudah diisikan krengsengan daging, dan teh manis lagi. Aku yang awalnya sendirian mengelilingi meja itu jadi ada temannya karena kemudian datang ibu-ibu untuk makan. Ini mengingatkan aku akan resepsi pernikahan tetangga aku, dia orang (maaf) cina yang menikah di restoran cina gitu. Kita makanan nggak ambil sendiri seperti lazimnya acara nikahan; melainkan ya dikasih di meja seperti ini. Keunikan kedua.

Saking enaknya makan sampai lupa fotoin haha pas habis baru ingat

Senang sekali aku rasanya bisa merasakan langsung acara akad nikah di Desa Tawang Sari, Solo. Perbedaan budaya menjadikan acara ini menarik bagiku. Pukul 9.30 aku pamit pulang. 'Oleh-oleh' dari pernikahan Dia aku dikasih besek berisi kue-kue yaitu kacang, jenang (kayanya sih), dan rengginang. Selamat menikah, Dia dan suami. Semoga bersama selalu dunia akhirat.

Ini aku di foto kaya dicuekin gitu deh mereka dempet berduaan -_-"

***

Saat berangkat tadi aku sempat diberi tahu oleh pak go-car bahwa akan agak sulit mencari go-car dari Tawang Sari ke kota (Solo Balapan, daerahku menginap). Rencana terburuk adalah coba minta antar ojek pangkalan sampai Sritex, lalu dari Sritex ke hotel baru order daring (online). Kalau dari Sritex pasti dapatnya itu go-car.
Kata si bapak supir kalau mau menunggu banget naik go-car dari lokasi nikahan paling waktu tunggunya 15-20 menit, karena mereka pasti rumahnya jauh dari area yang kukunjungi ini. Aku sebetulnya sih bisa saja menunggu, tapi baterai handphone-ku udah tipiiis banget haha. Kucoba bertanya kepada orang asli Tawang Sari, apakah ada ojek yang bisa mengantar aku ke Sritex. Kata ibu-ibu yang kutanya pun di sana nggak ada ojek. Walaah~
Suami si ibu itu menawarkan untuk diantar kawannya, nggak pakai aplikasi sih. Cuma saja si pengantar kalau akhir minggu gini biasanya narik go-jek. Rp110.000,00 ongkosnya. Jadi supirnya ini amanlaaah. Yah daripada nggak bisa pulang yaudahlah ya.
Namun setelah aku iyain, seorang ibu-ibu menawarkan mengantarku. Dia mau ngantar sampai Solo Balapan, tapi aku bilang sampai Sritex aja. Ibu ini namanya Sri Rahayu, begitu katanya pas aku kenalan. Dia dari tadi nggak nawarin karena yakin aku bakal nolak lantaran dia kan pakai motor dikiranya aku yang lagi dandan ayu begini bakal nggak mau. Duh mbok e, saya mah yang penting pulang haha. Akhirnya kesepakatan dengan temennya si bapak-bapak tadi aku batalin (kupikir-pikir lebih baik aku diantar motor oleh sesama perempuan ya daripada semobil sama laki yang aku ga kenal tanpa pesan lewat aplikasi pula), aku diantar Mbok Sri ini aja sampai Sritex. Dia semangat banget si Mbok Sri ini, dia ambil motornya yang matic itu lalu pamit pulang dulu ambil helm katanya. FYI Mbok Sri ini gayanya kaya tomboy abis haha, ini kan lagi acara nikahan tapi dia ga dandan sama sekali dong masa. -__-" Ya bukan nikahannya dia juga si tapi kan biasanya ibu-ibu kan paling nggak bedakan, dia mah kagak.

Mbok Gaul mengantarku sejauh ini

Mbok Sri muncul kembali di hadapanku dengan jaket, helm (buat dia doang ternyata haha kirain buat aku juga), dan Suzuki Rider dengan jok yang miring ke depan. Hwalaaah aku kuaget! Haha. Sumpah gaul amat ni Mbok Sriiii.
Sepanjang perjalanan menuju Sritex Mbok Sri bercerita tentang dirinya dan keluarganya. Dia itu dulu pernah kerja di Jakarta juga, tapi lalu balik ke Solo ini. Kemudian dia dijodohkan dengan suaminya sekarang ini, yang bagi dia adalah anugerah untuk hidupnya. Masalahnya dia tomboy abis (panggilannya aja sekarang Mbok Gaul!) dan suaminya itu kalem bangeeet. Bahkan katanya pernah ngisi kajian di beberapa tempat. Waaah dia langsung mau aja tu dijodohin haha, alhamdulillah kok suaminya juga mau padahal dia merasa ya gitu deh blingsatan. Aku senyum-senyum aja dengarnya. Namun si suami saat ini masih di Jakarta, jadi sopir kendaraan daring gitu. Kalau suaminya pulang dari Jakarta Mbok Sri selalu jemput, kadang di Balapan kadang di Jebres. Dia berkata sebenarnya kalaupun ngantar ke Balapan beneran nggak papa, paling 15 menit sampai.

Hanya Allah yang bisa membalas secara presisi kebaikan Mbok Gaul ini hari itu

"Git tadi katamu perjalanan 45 menit dari Balapan ke Tawang Sari?" 
"Lah iya segitu emang."
"Lah ngapa Mbok Sri bilang 15 menit?"
"Nah ga paham haha tapi emang dia nyetirnya ngebut bener ini tadi, ga heran sih bisa 15 menit. Tapi gila juga sih, untung aku cuma sampai Sritex ini." 

Aku mendengarkan ceritanya sambil membenarkan posisi dudukku yang merosot ke depan mulu karena bentukan joknya yang turun begitu -_-". Mbok Sri bilang ini motornya anaknya. Anak lelakinya yang sekarang lagi sekolah di SMK Muhammadiyah.

Sampai di Sritex lega banget karena sepanjang perjalanan aku tegang nahan diri biar ga merosot mulu haha. Aku berterima kasih sekali sama Mbok Sri yang baik hati ini. Lalu aku memberikan Rp15.000,00 kepada beliau... tapi beliaunya nolak! Oh my goat apa pula ini apa pula ini.

"Saya memang nggak punya Mbak Gita, tapi saya ikhlas ngantar Mbak Gita ke sini. Kita jadi saudara saja sudah cukup rasanya. Senang saya nambah dulur. Kapan-kapan main lagi ke Majasto ya." Waduuuuuh!

Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih ke Mbok Sri, terima kasih sekali. Doa lainnya kuucapkan dalam hati, semoga Allah cukupkan rejekimu, Mbok Gauuul. Terima kasih Ya Allah hari ini ketemu orang baik satu lagi. Alhamdulillah, dia jadi saudaraku.

***