Hari ini aku menghadiri pernikahan temanku (bisa baca di: sini). Pukul 12.00 siang aku check out dari Front One Cabin Solo, tempatku menginap. Aku akan pulang ke Malang dengan kereta api, tapi masih pukul 21.44 nanti keretaku. Sekarang aku mau kota-kota dulu.
Mie Toprak dan Es Gempol Plered Mangkuyudan
Dawet Gempol Plered tanpa es Rp7000,00 |
Mie toprak Rp10.000,00 |
Untuk mie topraknya tentu saja enakkkkk seger gituuuuu meski kuahnya nggak tumpeh-tumpeh. Mienya terdiri atas mie kuning dan putih semacam bihun atau shoun gitu. Atasan (topping) ada irisan daging, tahu, kacang, tempe, kecambah, dan kembang kol. Aku tambahin cuka dan sambel biar jadi asem pedes asiiiiik. Untuk seporsi mie toprak dan dawet gempol plered harganya Rp17.000,00. Harga semangkok mie toprak Rp10.000,00.
Puro Mangkunegaran
Tujuan selanjutnya adalah Puro Mangkunegaran. Aku sampai di sana sekitar pukul 13.30. Masih ada waktu sejam sebelum tutup.
Pendopo ageng dilihat dari depan |
Aku membayar Rp10.000,00 untuk tiket masuknya. Berkeliling Puro Mangkunegaran ini aku diwajibkan didampingi seorang pemandu (biaya pemandu belum termasuk dalam HTM, biasanya sih sekitar Rp30.000,00 sampai Rp50.000,00) karena menurut pak penjaga tiket ada ruangan-ruangan yang tidak boleh dimasuki pengunjung. Pemanduku adalah seorang mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Sastra Inggris yang lagi KP alias kerja praktik, namanya Eni. Di sepanjang waktu dia mendampingi si Eni ini beberapa kali minta maaf dan dimaklumi karena ada hal-hal tentang istana ini yang dia lupa haha. Dasar anak mudaaaaa~
Puro Mangkunegaran dibagi menjadi tiga ruang utama yaitu Pendopo Ageng, Paringgitan, dan Ndalem Agung.
Kalau masuk ke Paringgitan itu kamera dilarang menyalakan kamera |
Bangunan utama selanjutnya adalah Paringgitan. Di teras Paringgitan ada lukisan tiga generasi Mangkunegoro (pemimpin Mangkunegaran) beserta pasangannya. Setelah terasnya, kami masuk ke dalam ruangan yang melarang kamera nyala. Kita hanya boleh melihat dan mencatat.
Air mancur halaman belakang Mangkunegaran yang asri banget |
"Karena di sana banyak barang-barang peninggalan, kalau ada yang motret kawatir ada yang bikin tiruannya," gitu kata Adik Eni (ciaelah adik) si pemandu.
"Aku kira karena khawatir di sini kamera bakal nangkap hal-hal yang halus, Git..."
"Sama aku juga wakakkaa."
Di dalam memang banyak sekali benda-benda peninggalan. Benda-benda tersebut dimasukkan dalam lemari, dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Ada pedang, perhiasan, alat makan, lonceng, baju penari, dan masih banyak lagi. Beberapa masih terbuat dari emas asli.
Kami kemudian beranjak lebih dalam, ke bagian bangunan ketiga yaitu Ndalem Ageng. Kami melewati taman dan teras belakang yang begitu asri, rasanya seperti di luar negeri hahaha. Sejak dari depan hingga di tempat ini aku merasa Puro Mangkunegaran ini asyik banget, kita melihat perpaduan desain antara kerajaan jawa dengan modernisasi luar negeri.
"Git sotooooy!"
Rumah idaman |
Di dalam Ndalem Ageng salah satunya ada ruangan dengan banyak kursi di sekeliling gelaran karpet, yang digunakan sebagai ruang tamu ketika Mangkunegoro menyambut tamu-tamu dari luar negeri. Di karpetnya sih tertulis tidak boleh menginjak karpet, kukira karpetnya doang yang nggak boleh diinjak. Pas aku berpose di sekelilingnya, meski aku nggak injak karpetnya, kena tegur ternyata sama pemandu kelompok lain (bukan pemanduku si Dik Eni anak KP) yang emang asli pemandu. Katanya 'sudah ada tulisan dilarangnya kan', ya iya sih karpetnya dilarang injak aku nurut kok haha aku kan cuma dudukin kursinya hihi yaudah maapin yah abang ganteng~ #ihganjenih
Ruangan ini untuk menyambut tamu-tamu penting semisal dari luar negeri |
Taman Balekambang
Aku jalan kaki dari Puro Mangkunegaran ke tujuanku selanjutnya, Museum Pers. Kalau lihat di google map tinggal lurus doang soalnya kalau lewat pintu samping. Tapi ternyata 15 menit lagi tutup dong! Aduuuh. Aku bengong setengah jam di teras museum. Mau kemana ya, soalnya di Solo ini museum-museum gini rata-rata tutup jam 3 atau 2 gitu. Saat ini waktu menunjukkan pukul 3 sore. Masa mau makan bakso?
Tidak ada keterangan patung siapakah ini |
Taman Balekambang ini terletak di Jalan Balekambang. Dari Museum Pers ke taman ini aku naik go-jek Rp6000,00. Deket juga ya? Kata internet sih taman ini tutup jam 5 sore, aku datang jam setengah 4 sore waktu itu. Tidak ada biaya masuk untuk taman ini.
You're all too close :( |
Aku duduk di dekat tempat bermain anak-anak. Nggak ngerti kudu ngapain, sepertinja aku tertidur sebentar. Ketika bangun aku pindah ke ayunan di dekat pintu gerbang. Di sanalah aku sampai pukul 5 sore. Kulihat pengunjung sudah makin sedikit, tinggal tersisa panitia suatu acara klub motor entah apa di taman malam itu, aku pun segera pesan go-jek untuk lanjut ke tujuan selanjutnya.
Nasi Liwet Yu Sani
Bagi warga Solo, makan nasi liwet cocoknya untuk sarapan. Makanya harga nasi liwet kalau pagi lebih murah dibanding yang jual malam, karena saat pagi warga Solo asli yang beli. Malamnya pasti wisatawan.
Nikmat dunyaaaaa |
Nasi liwet adalah makanan yang aku suka banget, karena aku suka nasi yang warnanya masih putih tapi ada rasanya kaya gini haha. Ada tiga lokasi nasi liwet Yu Sani, aku menuju yang di Jalan Veteran Gemblegan karena yang lain sepertinja lebih jauh dari Taman Balekambang (lokasiku sebelum ke sini) dan Stasiun Solo Balapan nantinya. Dari Taman Balekambang ke Jalan Veteran ini naik go-jek Rp10.000,00.
Saat aku sampai nggak ada pengunjung yang sedang makan. Aku sampai sekitar pukul setengah 6 sore, bukanya yang di Gemblegan ini jam 5 sore (yang lain juga sama sih...). Aku pesan nasi liwet dengan lauknya sayap ayam kampung dan telor pindang. Lauknya banyak pilihannya ada tahu, tempe, telor, ayam kampung dari kepala sampai paha, hati-ampela, usus, dan uritan. Itu lauk-lauk tambahannya pada ditutupin sama daun pisang, aku nggak tahu kalau yang dibilang ibunya 'ayam' tadi ada juga usus dan hati ayamnya, tahu gitu pilih usus aja.
Usus dan hati ayam cinta akuuu :-* |
Selesai makan aku ngobrol sama mbak yang jualan, aku cerita kalau aku mau pulang ke Malang tapi kereta masih jam setengah 10 malam. Lalu mbaknya memperbolehkan aku duduk di lesehan sambil menunggu keretaku, siapa tahu capek katanya kan habis muterin Solo. Baik banget ya Ya Allah sumpah deh makasih ya mbakkkkkkk. :(
Lihatin pengunjung datang dan pergi dari sudut tempat lesehan |
***
Kereta Malioboro Ekspres membawaku balik ke Malang dari pukul 21.44 sampai pukul 03.45 WIB. Aku dijemput bapakku di Stasiun Kotalama. Senang kembali pulang, senang juga karena sudah pernah ke Solo hihi. Aku sudah melihat ke Solo sendiri, apa yang dikatakan orang 'Solo nggak ada apa-apa' itu tidak sepenuhnya betul. Bahkan aku belum ke Karanganyar ke air terjunnya! Bolehlah kapan-kapan. Terima kasih Solo sudah baik banget sama aku. :)
***
P&K
1. Aku bawa cash banyak di Solo ini, perasaanku aja atau emang di sini ATM jarang nongol ya?
2. Terima kasih buat Mbok Sriiii, mbak-mbak yang di Yu Sani, abang-abang go-jek semua, dan warga Solo yang baik hati dan ramah. Kebaikan kalian Allah aja yang balas huhu aku mah apa atuh ga bisa ngasih sendok emas satu-satu...
Huwaaaaaa Soloooo!
ReplyDeleteSaya padahal sudah mengagendakan untuk main-main ke Solo, sudah nyatetin makanan-makanan hits yang ada di youtube ria sw, eh, ketunda mulu. Padahal, Jogja Solo deket banget wkwkw. Lhadalah malah agendanya keoper mau main ke Malang duluuuuu uwuwuw :D
Haha Malang apa Batuuu? :D
Deletewkwkw riaaa itu juga panutanqu bang -_-v
Selamat bermain ke Malang semoga bahagia XD
Dua-duanyaaa, Mbaaa, sama Bromo juga wkwkw :D
ReplyDeleteSemoga tidak hujan selama disana :'
UWUWUWU KARENA RIA SW ADALAH KITA. BEGITUPUN SUHAY SALIM!
Ehehe, makasih banyak ya Mba :D
jhahah malah suhay salim -___-" gendeng arek iki.
Deletesudah masuk musimnya, swedia payung sebelum 'ujan.
Agak salah timing nih buka postingan ini di saat lagi laper. Slurppp kuliner Solo yang belum habis tak jamah. Kalo ke Solo selalu nyarinya Sate Buntel HAHAHA. Ingin sesekali eksplorasi tempat wisata di Solo, menyesal dulu waktu tinggal di Jogja ngga sering2 main ke Solo :(
ReplyDeletesaya ga sempet cobain buntel bang, soalnya cobain tengkleng ngga cocok jd yaudah males sama yg kambing2nya di sana -.-" haha.
Deletesempatkan bang ke Solo, seruuu ternyata. :D
jangan2 ngga boleh foto2 di salah satu ruangan itu, selain emang biar ga ada yg bikin replika, juga biar ga nampak hal2 aneh di dalamnya :D :D
ReplyDeleteitu rusanya kok jinak2 amat ya sampai mau dielus2 gitu,, kambing tetangga kalah jinak euy..
-Traveler Paruh Waktu
kukira juga gitu sih bang XD pasti ada aja gitunya.... mistis2nya.
Deletetp kadang ada rusa yg lg jalan kita deketin doi grogi XD haha.
Rusanya jinak, gak kabur-kaburan kayak di bogor. wkwk..
ReplyDeletekebun raya bogor maksudnya, om?
DeleteSalam kenal gita ,, sangat menarik
ReplyDeleteSaya jg orang klaten tp kerja disolo .hehe
Privatcy ya ?
Klo bs ku add n follow IG ATAU fb gt .
Nuwun
Ditunggu cerita lainnya