Monday 21 January 2013

Tumben Jakarta Banjir Air

Biasanya kan banjir artis...

Seperti kebanyakan orang lainnya, gatel juga ya nggak komentar soal banjir Jakarta. Pertamanya aku ketawa dan senyum-senyum loh lihat banjir itu. Lihat di TV Jakarta yang biasanya dipandang dari atas berderet-deret kendaraan, kali ini warnanya coklat. Apa tuh? Yang jelas itu bukan susu Ovaltine meluber dari pabrik, ya itulah air bah. Air campuran pipis, luapan sungai, jamban, de el el zzzzzzz. Tapi pas lihat di TV di-shoot para pengungsi yang kesulitan MCK, ada orang kejebak di perkiran bawah gedung, aiiiiiih miris banget lihatnya.

Parkiran Plasa UOB mirip banget Tsunami. Syerem banget oh, Tooooong!


malah dipakai bule piknik! dikira kolam susu betulan kali.
misal yang coklat itu bukan air banjir tapi tanah, masihkah banjir?
asiknya rame-rameeeeee
Kalau lihat di berita-berita si, katanya Banjir di Jakarta itu sudah biasa. Tapi kok mereka pada ngeluh, katanya udah biasa? Atau sebetulnya mereka malah doyan tiap tahun rumahnya jadi kolam susu abal-abal begitu?


kalau banjirnya ini beneran mau dong ya :3
Banyak banget penyebab banjir Jakarta itu, kalau diurai satu-satu bakal panjang banget penjelasannya. 6 km ada kali. Meskipun demikian setau aku kenapa Ibu Kota bisa begitu salah kaprah adalah karena: 1) Pemerintah. Sebagai yang bisa memerintah dan bikin aturan kan yang punya kota, nah mereka bapak-bapak ini dari awal kurang tegas. Sudah dari jaman dinosaurus duluuuu banget. Makanya rakyatnya jadi ngook banget, tidak ada kesadaran dari diri sendiri. Maksudnya, harusnya bapak yang punya kota itu punya peraturan yang tegas gitu loh tentang membuang sampah harus dimana, sampah basah kering dipisah nggak buangnya, trus kalau kita buang sampah tidak di tempatnya ada nggak dendanya yang bikin jera (push up misalnya, sekalian biar masyarakatnya tidak ada yang obesitas hohoho), aturan tentang membangun rumah, dll. Memang awal-awalnya bakal dilaksanakan dengan terpaksa, tapi kan lama-lama juga terbiasa. 2) Penduduk Kota Jakarta. Sudah pemerintahnya nggak bikin aturan, jadilah pola pikir penduduk itu salah. Turun-temurun pula. Padahal mereka ini kan sebetulnya pemeran utama penjaga lingkungan, bukan pasukan kuning loh! Karena Penduduk nggak merasa punya aturan, yang salah jadilah kerasa benar. Selain itu sudah jelas kesadaran dirinya nggak ada. Maksudnya, di sekolah pasti diajarkan kan cara menjaga lingkungan, efeknya kalau lingkungan begini begitu jadinya banjir ini itu, tapi ya itu karena nggak ada kesadaran...... Giliran sudah banjir gini bisanya ngeluh-ngeluh. Iuuuuuh! 3) Tumpukan Dosa! Yap sebagai orang yang tau agama (dikit!), aku si lihatnya Jakarta tuh banyak dosa tauk. Mangkanya Allah mencuci itu orang-orang penuh dosa. Meskipun air buat pencucinya kotor, tapi air itu lebih bersih dari manusia itu sendiri. Bagi aku tayangan-tayangan di TV itu cerminan dari kehidupan sehari-hari penduduk Jakarta, karena sutradara sama penulis skenarionya kan dari sono situ.

banyaaaaaaaaaaaaaak!


Sebetulnya sebab lain masih ada, cuma bagi aku karena Kota Jakarta bukan ada dengan sendirinya: Kota itu dibangun, dinamai, ditata, dikelola, dan dikembangkan oleh manusia. Jadi kalau ada salah-salah sampai akibatnya kayak begini, ya yang salah manusianya. Semua kembali ke manusia. Semua kesalahan manusia. So, buat yang masih ngerasa manusia, jangan bisanya nyalahin petinggi-petinggi aja. Di TV, twitter, banyak banget aja yang protes:

"Bupati baru mana janjimu!"
"Bupati baru katanya bebas banjir, mana!" 
"Bupati baru inget ga kemarin ngomong apa!"
"Bupati baru nggak sesuai janji banget, mending balikan sama bupati lama!" *emangnya CLBK!*
"Bupati baru pulangkan saja aku pada ibuku... atau ayahku!"  

Heh orang-orang gak waras, dikira nyulap Jakarta tuh cuma butuh sejam apa! Yang bisa begitu tuh cuman Avatar. -____-"

Air nggak pernah menyalahi aturannya, justru nyeremin kan kalau misal air mengalir dari tempat rendah ke tinggi. Air memang nggak akan pernah mengerti manusia, kitalah yang harusnya mengerti mereka. Ok!


================================================================
Air ingin mengalir, manusia menghalangi.
Terjadilah banjir.
ttd: Ranindra
================================================================


Semoga bisa jadi koreksi diri. Mohon maaf kalau ada kata-kata atau pendapat yang kurang berkenan, karena manusia tempatnya salah dan lupa. Sempurna hanyalah milik Andra and The Backbone (kata Cak Soleh.....).

sumber gambar: 

No comments:

Post a Comment