Saturday 26 December 2015



Lirik: Is 

Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya

Malam jadi saksinya
Kita berdua di antara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban

Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji 
takkan berpisah selamanya


Tuesday 22 December 2015

Tuesday 8 December 2015

Short Trip to Pahawang

Bepergian itu suatu nikmat, yang ketika disyukuri akan memuaskan dahaga akan udara-udara baru. Bepergian juga suatu kegiatan pembaharuan, untuk beberapa organ secara jiwa ataupun raga. Misal mataku ini. Memang perlu dicuci karena sudah terlalu apak lihatin gedung-gedung tinggi. 
Jadi ketika temanku ada yang ngajakin bepergian, gaslah. Iyain aja. Lampung pula, luar Jawa euy! Aku tuh sudah dari lama bangeeet kepingin jalan ke luar Jawa. Tapi belum ada kesempatan. Keluar Jawa tuh kalau nggak diawali akan cuma bisa nyampe atlas doang. Hihiw.

Isi rombongan adalah aku, teman kerjaku sebagai pengajak sebut saja Mrs. Lia beserta suaminya yaitu Mr. Hari, sisanya adalah teman-teman kerja Mr. Hari. Oh ada juga ding saudaranya dari temannya Mr. Hari itu. Ibu-ibu yang baik hati. Di luar peserta adalah satu leader yaitu si Bang Rahmad, teman Bang Rahmad sebut saja Bang Baim, dan Bang Reza. Bang Rahmad ini yang siapin semuanya, sehingga kami semua tinggal bayar aja Rp755.000,00. Tanpa bermaksud promosi, tapi kalau berminat bolehlah dicari di facebook travelnya Abang Rahmad namanya My Holiday My Adventure. Agak mainstream ya namanya hahaha. Tapi Bang Rahmad orangnya baik kok. 

Tujuan perjalanan ini adalah Pulau Pahawang (dan sekitarnya). Banyak yang bilang pantai di pulau ini dan sekitarnya tuh masih bersih, jadi masih indah banget. Masih nggak terlalu banyak orang. Dikasih cerita begitu makin semriwing aku pingin segera berangkat.

Perjalanan dimulai hari Jumat malam sepulang kerja naik elf warna pink. Elfnya masih baru kayanya, jadi nyaman banget. Ada TVnya, sepanjang perjalanan TV itu muterin film-film keren.
Pukul 9.00 elf dan seisinya baru sampai di Sudirman lantaran keberangkatan yang terlambat dan jalanan yang super padat tapi maksa tetap merayap. Begitulah. Sampai akhirnya pada pukul 1.40 pagi (udah masuk Sabtu!) kami sampai di Pelabuhan Merak, siap naik Kapal Feri nyebrang ke Bakauheni.
Huaaaaah nyebrang ke Sumatra, meeeeeeeeeeeeeeen! 

Fasilitas dari Bang Rahmad adalah kami bisa duduk santai di kapal tapi kelas ekonomi. Nah kebetulan saat itu kelas ekonomi lagi penuh, terpaksalah kami-kami ini masuk di kelas bisnis. Memang lebih bagus sih, bisa ngesot-ngesot gitu alias lesehan-lesehan dan tiduran-tiduran (baru tahu deh di feri ada kelas lesehan begini :-D). Tapi karena upgrade kelas di luar fasilitas jadinya bayar sendiri Rp5000,00 /orang.
Kapal baru benar-benar lepas sekitar pukul 2.00. Meskipun awalnya sulit, tapi aku bisa tidur sedikit.

Tepar semua di kelas bisnis

Pada pukul 4.00 kapal mulai merapat ke Bakauheni. Setelah bangun lalu pipis sedikit aku cari tempat di railing pinggir kapal. Aku pingin menghirup udara segar Bakauheni buat pertama kalinya sambil lihatin langitnya saat masih gelap. Senang banget lihat langit yang begitu padat akan bintang, di antara mereka bulan sabit tersenyum-senyum ramah.
Kakak Gitaaaa welcome to South Sumatra

Pukul 6 lebih 47 menit masih waktu Indonesia Barat elf dan seisinya makan pagi di rumah makan Padang (yah di Lampung ngapa makannya Padang :-|) tepatnya Jalan Ratay Pasar Hanura Kecamatan Teluk Pandan. Berhubung makan yang ini masih belum termasuk biaya wisata, akunya makan cuma pakai telor dadar dan minumnya air putih dari teko, sementara yang lain ambil ayam atau ikan. Aku coba mengeluarkan uang sesedikit mungkin, karena duit yang dibawa segini-gininya aja. Sengaja sih, kalau ga gitu takutnya apa-apa yang dilihat ntar dibeli -__-". Fwehehehe.

Ketapang ramai pengunjung yang bersiap-siap menyeberang

Ketapang adalah dermaga yang kami harus singgahi dahulu sebelum menyeberang ke Pulau Pahawang dkk. Mirip sama yang di Banyuwangi ya, nama doang sih.
Sepanjang perjalanan dari rumah makan ke Ketapang pemandangannya bagus semua. Indah banget. Terhampar jelas gunung-gunung dan bukit-bukit, sesuatu yang nggak akan pernah ada di Jakarta (my curreny city). Semakin dekat Ketapang, pegunungan makin habis di satu sisinya, digantikan dengan pemandangan laut-laut yang masih bersih. Beberapa kapal bersandar santai di tepi pantainya. Menurutku ini phechah bhanget. Kanannya bukit kirinya laut. Satu kalimat buat Lampung Selatan: Dia begitu menawan dan hatiku pun tertawan. ;----) 
Sampai di Ketapang pukul 9.00 elf berpisah dengan penumpangnya. Para penumpang berganti baju, memilah-milah bawaan yang dimasukkan dry bag dan yang tidak, milih-milih life vest, dan mengoleskan sun block atau semacamnya. Oiya semua kegiatan itu dilakukan di rumah-rumah di Ketapang situ. Jadi memang para penduduk situ menyewakan rumahnya untuk para turis berganti baju atau mandi. Ada juga kamar mandi umum yang berjajar.
Elf ditinggal di Ketapang sementara manusia yang menaikinya menuju kapal bermotor. Pengendara kapal kami kali ini adalah Bang Bahri. Eh iye aku kira si Abang Bahri ini logatnya bakal Lampung banget. Nggak ngerti sih Lampung banget itu kaya mana, tapi ko si Bang Bahri kaya masih logat Jakarta yah? Ah, Abang! 

Langit dan laut, mereka berdua biru
Dalam satu hari ini kami mengunjungi empat titik untuk snorkeling yang karangnya bagus bagus dan beberapa pulau untuk dijadikan tempat foto-foto.
Ah iya, satu masalah buat wisata kali ini: aku tuh nggak bisa berenang -___-. Jarang banget masuk air kolam atau bahkan laut begini. Jadilah di antara empat spot aku cuma masuk dua tempat. Sedih deh. Wisata ke pulau-pulau tuh pastinya yang bikin menarik adalah pemandangan bawah lautnya, di samping pantainya. Tapi aku nggak bisa sepenuhnya menikmati pemandangan itu. Memang sih bisa cuma snorkeling, tapi tetap saja kurang pengalaman di air bikin aku kaku banget begitu masuk ke air. Kaki ini melayang rasanya ngeriiiiii dah.

Don't take anything but photograph

Sejak di Ketapang aku yakin di kapal nanti nggak akan ikut turun berenang. Jadinya aku nggak sewa juga alat buat snorkeling. Tapi sesampainya di tengah laut, kok garing banget sih di atas kapal ya? ;-D Kuberanikanlah nyemplung meskipun cuma berlapis pelampung. Eeeey senang yah ternyata ngambang-ngambang di air gitu. Ngeri tapi seneeng. Jadi menyesal tadi gak sewa alat. Hihihi. Mau lihat karang jadi gak bisa. Perih euy matanya.

Katanya sih itu ubur-ubur terdampar yang sudah mati, benar nggak sih?

Sukses belajar berenang di spot pertama, aku ulangi untuk spot kedua. Lama juga aku berenang-renang bego gitu. Kenapa bego, karena yang lain pada foto-foto bawah air sedangkan aku cuma kecipak-kecipak doang berenang pakai pelampung pula. Tapi di spot kedua ini gelombangnya gede banget. Rasanya jadi capek, aku juga sempat banyak menelan air laut. Jadi untuk spot ketiga dan keempat aku nggak turun deh. Meskipun diledekin sama Abang Baim imanku tak goyah, daripada turun terus kusedot semua itu air selautan.

 Ada ini di bawahnya Pahawang 

Terombang-ambing sendirian di atas kapal. Melamun menerawang lihatin ombak kecil air laut. Sore sendu ditemani lagu-lagu Endah N Rhesa...

Hampir jam lima sore ketika kapal Bang Bahri ditautkan di Pulau Pahawang. Malam itu kami menginap di rumah penduduk yang sudah disewa Bang Rahmad. Rumahnya nyaman banget untuk dibuat istirahat. Tapi kamar mandinya cuma dua, padahal orangnya banyak banget begini. Jadilah aku mandi di kamar mandi umum dekat dermaga depan. Bayarnya cukup Rp5000,00 saja. Lebih juga boleh sih. ;-D

Menu malam itu adalah nasi ambil sendiri, kepala ikan bakar segede telapak tangan beserta saus tomat siram, sayur apaan lupa, dan kerupuk. Enak banget. Tidur kekenyangan...

Tampak Depan Penginapan






Minggu pagi itu mendung. Rencana lihat matahari terbit gagal dah. Pagi itu sebelum bertolak kegiatannya cuma sarapan (ayam bumbu merah enak banget!) dan beres-beres. Pukul tujuh tepat kami semua sudah di dermaga Pulau Pahawang, siap gas!

Pasir Timbul masih sepi

Hari ini ada dua spot snorkeling tujuan dan Pulau Pasir Timbul. Spot snorkeling pertama adalah area yang di dasar lautnya ada tulisan Pulau Pahawang Wisataku kalau ga salah, karena aku juga ga turun. Habisnya percuma juga turun akunya nggak berani ditenggelamin buat foto underwater. Ngambang aja takut gimana rasanya itu ditenggelamin hahaha -___-". Itu tulisan tapi masih kelihatan dari atas kapal. Mungkin karena nggak terlalu dalam ya. Menurutku keren juga ya itu tulisan. Rasanya aku belum pernah dengar di tempat lain ada yang di dasar lautnya dikasih tulisan macam begitu.
Spot tersebut waktu kami sampai udah banyak banget orang. Jadi agak lama di sana, karena foto underwater-nya juga gantian dengan rombongan pengunjung yang lain.

Sekitar satu setengah jam kemudian kami pindah lokasi. Kali ini spot-nya lebih istimewa, karena dibawah air itu ada candinya. Waaaaaaaaaa ga paham candi macam apa tapi begitu tahu kalau ada candinya aku siapkan mental banget buat turun dan ditenggelamkan. Hihihi. Biar ada gitu satu foto bawah air. Udah di tengah laut dari kemarin juga kan, tanggung banget!

Tapi ternyata...

Sampai di sana, ada rombongan lain yang juga lagi antri gitu foto di candi. Lama pula. Ah~ Berhubung kami semua kejar tayang nggak mau terlalu malam sampai Jakarta, jadi kami relakan aja tuh snorkeling dan foto di candi. Sedihlah. Padahal aku sudah semangat...

Sampai di Ketapang pukul 12.30, kami makan di rumah makan pinggir pantai situ. Meskipun judulnya bukan Rumah Makan Padang tapi tampilannya mirip deh. Menonojol gitu ke depan, juga cara dia menata nasi dan sambalnya. Ha ha ha. Enak banget masakannya. Aku makan cumi dan rempeyek udang ;-D

Perjalanan berikutnya menuju Pelabuhan Bakauheni. Perjalanan dari Ketapang jam setengah dua siang, mampir sebentar di toko oleh-oleh Yen Yen. Toko tersebut menjual keripik pisang yang sudah dibubukin kopi, coklat, keju, dan banyak rasa lain dengan bermacam merek. Itu khasnya Lampung. Tapi aku kecewa deh, karena kukira toko oleh-oleh di sana jual kaos. Ternyata nggak. Huft~ Makanan kan bisa habis~ Tapi kalau kaos kan nggak. Paling dimakan tikus doang :-D

Pandangan terakhir Lampung Selatan dari sisi kanan kapal 

Sampai di Bakauheni pukul 16.30, tanpa ada antrian elf dan seisinya langsung naik ke feri menuju Merak. Penumpang yang lain pada nyari tempat di kelas bisnis (kali ini bayar Rp8000,00), aku ogah dah. Habisnya di kelas bisnis udah bayar lagi (Gita dasar pelit) jendelanya ketutup pula. Nggak bisa lihat pemandangan. Jadi ketika Bang Rahmad dan kawan-kawannya nggak ikut masuk di kelas bisnis kuputuskan aku ikut dia saja, nongkrong di pinggir kapal sambil lihatin anak-anak yang berenang di bawahnya. Saat kapal masih belum berangkat, di kiri kapal ada dua anak gitu yang berenang ambilin duit yang dilempar penumpang. Kaya di Gilimanuk gitulah. Bukan sekedar berenang saja mereka, tapi kalau ada yang nyuruh loncat dari lantai dua kapal pun mereka juga mau. Asalkan dikasih duitnya.

Banyak yang kasih Rp5000,00 soalnya mereka gila banget hahah

Kapal sampai di Pelabuhan Merak pukul 19.00. Saat masih di kapal tadi sempat hujan sebentar, tapi ternyata di Merak cukup kering. Elf kemudian melaju ke arah selatan, menurunkan para penumpang ke daerah-daerah terdekat dari rumah mereka. Aku, Mrs. Lia, Mr. Hari, dan Kak Vola (salah seorang teman Mr. Hari) adalah penumpang-penumpang yang paling akhir turun. Turunnya di belakang kantor aku. Kemudian aku jalan sebentar, sampai di kos tepat pukul 23.00. Langsung cuci baju lalu tidur.

Selesailah episode Pahawang. ;-D

P & K 
Wisata ke pulau-pulau pastinya acara pokoknya adalah menikmati bawah lautnya, bisa snorkeling atau diving. Maka dari itu siapkan dry bag, baju untuk berbasah-basah, sunblock SPF 50 atau lebih, dan makanan kecil (ternyata berenang bikin lapar-_-). Kalau nggak pernah masuk air (semacam aku), siapkan juga mental yang besar hahaha karena rugi udah di laut ga lihatin dunia bawah airnya. Perjalanan jadi kurang nikmat. 
Secara keseluruhan Pulau Pahawang dan sekitarnya memang cocok menjadi destinasi wisata singkat di akhir minggu (kebanyakan yang kesana memang nggak terlalu lama). Karang yang bagus-bagus, banyak ikannya, dan pantai yang masih bersih. Tetapi semoga semua yang kesana adalah manusia yang bertanggung jawab: yang nggak akan merusak apapun kecuali waktu, tidak mengambil apapun kecuali gambar, dan tidak meninggalkan apapun kecuali jejak kaki. Visit South Lampung!