Monday 29 September 2014

Teman Sedih

Aku pingin cerita tentang tontonan yang aku tonton kemarin, tanggal 25 September! Berhubung yang dilihat adalah Payung Teduh, keren... :-D 
Jadi pada hari itu aku dan lellymon pergi ke acaranya anak FTP UB. Entah apa kepanjangannya itu FTP yang jelas F nya adalah Fakultas. UB-nya Universitas Brawijaya. :-D Acara ini dibuat dalam rangka ulang tahun UKM seni-nya FTP UB gitu. 

Acara entah dimulai jam berapa, tapi aku dan lellymon datang sekitar jam setengah delapan malam. Itu antrian masuk masih sepilah. Untung banget, malaslah aku kalau harus antri, haha. Tapi hambatan ditemukan pada saat pemeriksaan di pintu masuk awal. Peraturan teraneh seumur hidup: jangan masuk dengan membawa botol minuman, berisi ataupun kosong. Heh padahal aku pas itu bawa botol minum Tupperware! Gilak, masa mau ditinggal diluar ini botol mahal! Bisa-bisa dibunuh mamake :-( ZZZZZZZZZZZZZZZZZZ

Tapi dengan suatu cara penyelundupan yang sungguh sempurna bekerja sama dengan lellymon, akhirnya aku bisa juga masuk ke dalam dengan botol minum itu! Xixixixi. Mission completed!

Sekitar pukul sembilan malam, mulailah lampu diredupkan. Akhirnya muncul juga dia penyebar nada malam ini: Payung Teduh! Uwaahhhh, rasanya melihat mereka jalan ke panggung aja suasana sudah jadi sendu. Padahal mereka baru jalan doang. Wkwkwkwk. Ah sedih sedih ah~
Begitu Payung Teduh menyanyikan lagu pertama, aku rasanya udah nggak napak bumi lagi. Ini berasa udah di antara awan-awan hitam oi oi. Sedih nggak lagi terasa dipikul sendiri, ada butiran hujan hitam yang menepuk-nepuk pundak. Semua lagu yang dinyanyikan Bang Is dan kawan-kawannya favoritku, menjadikan malam itu semakin syahdu. Tapi yang bikin kesal banget itu suaranya Bang Is malah tenggelam, yang kedengaran jelas itu malah koor penontonnya nyanyiin liriknya. Hih kan kesitu padahal pengen nonton dan dengerin Payung Teduh, kenapa yang kedengaran malah suara penontonnya sih -_- Tapi aku baru sadar, diantara suara penonton itu pasti ada suaraku juga, soalnya aku ikutan nyanyi bareng hahah bego! :p

sedikit cemas banyak rindunya :D

Selama ini menurut aku Payung Teduh adalah Teman Sedih yang paling setia menemani di kamar. Lagu-lagunya seperti nggak menyalahkan satupun episode mimpi kita, padahal mimpi itu 'terlalu tinggi'. Ternyata beda sekali ya nonton langsung dibandingkan mendengarkan lewat soundcloud sendirian di kamar. Kalau lihat langsung begini, rasanya Teman Sedih benar-benar nyata, liriknya seakan-akan dibuat khusus buat kita. Huahuahuahua. </3

Setelah satu jam atau rasanya cuman semenit, Payung Teduh-nya bubar jalan menuju balik panggung. Penampilan selanjutnya adalah dari Maliq and D'essential. Orang-orang semakin heboh, tapi akunya semakin surem. Soalnya gak tahu lagunya, terus terang aja. Haha. Aku cuman tahunya sih kapan itu mereka ada album baru judulnya Sriwedari, kayak nama SD-SMP di jalan veteran.
Saat mereka tampil penontonnya lebih heboh daripada pas lihat Payung Teduh. Huh! Ya tapi wajar sih, karena lagu-lagunya Maliq terdengar lebih ceria daripada Payung Teduh. Mereka pun sambil nyanyi juga melakukan gerakan-gerakan yang sama persis mereka lakukan bersama, padahal orangnya banyak gitu -,-". Kemudian kalau kita mau menajamkan kuping, yang bikin penonton heboh itu sebenarnya bukan cuma lagunya tapi seorang bernama Lale, dia adalah bassist, atau gitaris, atau apadeh, di Maliq and D'essential itu. Sepertinya yang namanya Lale ini diidolakan karena menurut penonton dialah yang paling kece diantara personil yang lain. Entahlah, tapi perasaan kok ya biasa aja si. Maksudku, yang lain pun gak jelek tapi rasanya mereka jadinya diucuekin aja hahah, Lale aja yang dianggap. Kasiyan.  

aduuuuh Kakak Indah mukanya burem!

Kalau aku justru malah habis perhatian di mbak-mbak yang vokalis, setelah diusut di Google ternyata namanya Indah. Namanya mirip yang di Tersanjung! Kak Indah ini nggak gitu cantik dan pas acara itu nggak ada yang menghebohkan dirinya, tapi oooh dandanannya itu rasanya fresh banget gituuuuuu dilihat. Didukung juga oleh potongan rambutnya yang pendek itu, senang aja gitu lihatnya. :D Syadap pokoknya!
Setelah beberapa lagu dimainkan dan aku cuman zzzzz ditengah orang-orang yang super heboh para Lale-isme, akhirnya ada juga satu lagu mereka yang aku pernah tahu. Lagu lama, tapi membawakanku Teman Sedih baru. Haha. 

"mungkin memang, ku yang harus mengerti
bila ku bukan yang ingin kau miliki
salahkah ku bila 
kau lah yang ada di hatiku..."


Judulnya: Untitled. Tidak berjudul. Benar sekali, haha. Cocok bangetlah dengan isi lagunya. Karena perasaan sebelah pihak seperti itu, mau dikasih judul apa juga? 

"Lebih baik memang tidak berjudul, dibiarkan kosong saja. Supaya setiap orang yang sedang menjiwai lagu itu bisa mengisinya dengan satu nama."

Sunday 14 September 2014

After Graduate

Ada berita baik yang telat untuk di publikasikan dalam internet: beberapa waktu yang lalu, aku sudah dinyatakan lulus. Iya, jadi ST. Sarjana Terdampar. Muahahaha

Ah seriusan kok tapi. Sekarang di belakang namaku ada ST-nya haha. Alhamdulillah.

"Git selamat yaaaaa!" 
"Y."

Setelah melewati lika-liku pengerjaan skripsi yang membosankan dan menjemukan, lega banget rasanya sudah lulus. Nggak ada lagi ngerjakan tugas dari pagi sampai pagi, nggak ada lagi bayar SPP, nggak ada lagi fotokopi rangkuman temen buat kuis, nggak ada lagi H2C nyari dosen, dan lainnya. Pokoknya setiap hari itu Minggu deh. Bayangkan! Betapa ahzeg~
Tapi kawan, disisi lain ternyata kelulusan ini memunculkan sisi tidak enak buatku, yaitu tidak lagi mendapat uang saku dari bapak. Iya, semenjak yudisium si bapak entah lupa atau emang sengaja, jadinya ngasih sangu cuman 3 hari sekali gitu. Padahal biasanya harian, sekitar 20,000 begitu :( Yah meskipun setelah lulus juga jarang sih keluar rumah, sehingga pengeluaran juga semakin hampir tidak ada karena makan juga pasti di rumah. Tapi sungguh aneh ya nggak megang duit sama sekali.

Hari demi hari berlalu, si bapak malah semakin parah dalam tidak memberi uang saku huakakaka. Okelah, Bapak, aku anggap ini tantangan! Mengingat gelar sarjana sudah diraih, akhirnya gua (diucapkan dengan logat anak jawa barat yang gaul) memutuskan untuk mencari uang sendiri dengan magang sajalah di perusahaan-perusahaan kecil di Malang, biar sesuai bidang kuliah gua pilih pemborong atau konsultan gitu. Ah ya, selain karena ingin uang saku aku juga merasa "setiap hari adalah hari Minggu" itu lama-lama bikin bosan juga. Kegiatan gak jelas, panggilan tes kerja juga baru sekali itupun gagal di tes pertama, aneh bangetlah gak punya kerjaan gini. Lama kelamaan aku juga takut ilmuku yang sudah limit ini menguap. Udah bego, lupa pula. Gawat banget!
Kemudian dengan mengingat dan menimbang beberapa perusahaan yang aku tahu, pada akhir Agustus pun aku mengajukan lamaran ke CV. Sumber Alam Perkasa. Ini kepala sukunya Pak Zainal namanya, bapaknya teman aku, dan istri dia juga teman arisan ibuku. Tapi aku kesana ngelamarnya bukan atas nama teman anaknya atau anak teman istrinya. Tapi sebagai Filliyani Sagita, ST. Sarjana Tolol yang pengen punya duit sendiri dan ingin mengembangkan ilmu :) Alhamdulillah sekali bapaknya kebetulan lagi butuh anak Sipil, jadilah seminggu setelah lamaran diajukan aku bisa langsung kerja situ. Sebenarnya aku bisa aja sih ngelamar ke bapakku sendiri, berhubung si bapak ini konsultan. Tapi yah kantornya di rumah, nah kalau kerjanya di rumah aja pasti suasananya gitu2 aja. Bikin ngantuk -_-

Sekarang sudah tanggal 14, hampir sudah setengah bulan aku magang di SAP ini terhitung sejak 1 September hari pertamaku magang. Di SAP cuma ada tiga pegawai, yaitu aku, Mas Negara dan Mala. Mala ini bagian administrasinya gitu, sementara Mas Negara adalah arsiteknya. Dua orang ini gilanya cocok jadi bikin betah hahaha padahal biasanya aku butuh adaptasi lama banget dengan orang baru.

Tapi meskipun menemukan teman kerja yang nyaman aku nggak lantas ingin terus bekerja di SAP. Aku masih ingin bekerja keluar kota Malang, keluar Jawa Timur, atau kalau bisa aku pingin banget keluar Jawa. Sambil melihat negeriku yang cantik ini, sambil merantau.

Untuk semua teman yang sedang mencari-cari kerja, semangat ya kawan. :D

Saturday 13 September 2014



Akhirnya aku cuma bisa berbagi rindu dengan garis dan titik

Tuesday 9 September 2014




Entah mataku yang selalu terbayang atau memang purnama malam ini benar memantulkan wajahnya dari tempat dia berdiri. Beratus kilometer dari jendela kamarku.Kupandangi bulan lebih dekat tanpa kedipan, hingga warna kuning keemasannya berubah menjadi merah. Sampai-sampai awan cemburu, ia mencoba bergerak kesana kemari menutupi pandangan.