Monday 3 September 2018

Phi Phi Island (2/4)

Jumat 17 Agustus 2018 
Perjalanan ke Thailand ini pesertanya 30 orang, terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 yang mayoritas para staff (boleh juga disebut tikus haha) dan kelompok 2 yang isinya bos semua; hampir semua.
Dermaga pukul 9 pagi
Hari kedua kami berencana pergi ke Phi Phi Island, semuanya kelompok 1 (banyak  kroconya) dan 2 (semua bos-bos besar). Kami sudah janjian sejak di Jakarta untuk pakai atasan putih dan bawahan biru untuk hari ini. Penyeberangan dengan boat dari dermaga mulai pukul 9.20. Perjalanan ke Phi Phi Island sekitar 1 jam kata pak pemandu, namanya Pak Rafi.

Kami naik boat yang melaju dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Seperempat jam pertama jalur laut yang kami lalui yah gitu-gitu aja, tapi sisanya kami terombang-ambing oleh gelombang laut. Huweee baru kali ini heee aku naik boat nyebrang pulau mau snorkeling dan pemandangan di depan bukannya laut yang bertemu langit, tetapi air laut yang naik. Horor coy kaya mau masuk mulut ikan hiu. Gelombang air kemudian masuk ke kapal kami dari depan dan samping, bikin basah seluruh kapal termasuk orang dan barang di dalamnya. Sepengalamanku sih tas memang bakal basah saat menyeberang kalau kita mau snorkeling, makanya barang bawaan dalam tas sebaiknya dibungkus lagi sama plastik atau nggak pakai aja dry bag buat bawa bawaan. Aku kira semua orang di sini pernah snorkeling jadi pada ngebungkus baju ganti dan barangnya dengan plastik, ternyata nggak haha jadi pada panik namun pasrah gitu pas tasnya dihantam gelombang yang masuk kapal.
Pak Rafi 
Aku baru paham kenapa tadi sebelum kami berangkat Pak Rafi menawarkan obat anti mabuk ke semua penumpang, ternyata air yang kami lalui menuju Phi Phi Island ini segitu meliuk-liuknya. Pernah bikin grafik sinus atau cosinus kan? Nah kaya gitulah gelombang yang kami lalui. Aku kira nggak akan kaya gitu ya, jadi tadi pas ditawarin ya aku nolak aja karena riwayatku sejauh ini oke aja tuh kalau melaut (asek). Aku duduk di kursi yang menghadap depan di deretan paling depan. Sebelahan denganku adalah juniorku namanya Sheila, dia ngaku kalau suka mabuk laut dan di perjalanan ini dia muntah tiga kantong kresek haha kasian lihatnya. Aku cuma bisa mijitin. Aku alhamdulillah nggak muntah tapi ya pusing sih habisnya emang parah banget ini sih perjalanannya. Ketika perjalanan hampir sampai kira-kira kurang 20 menit aku nengok ke belakang udah kachaw semua. Banyak yang muntah (ada yang sampe ngedekep tempat sampah ahahah), pada basah kuyup, ada juga yang pegangan tiang sambil merem gak melek-melek. Demi Phi Phi Island...

Pukul 10.40 kami sampai di laut yang sudah tenang, kami sampai sudah di Maya Beach. Keren sih karang-karangnya itu, menjulang di sekeliling kapal-kapal yang berhenti. Rasanya waktu melihat karang-karang ini pingin bilang "Wuaaaaaah" gitu. Bentuknya juga unik. Makin ke bawah makin lebar tapi bakal mengecil di area yang sepertinja sering kena air laut. Bisa gitu ya? 
Melaju menuju Maya Beach
Kami tidak menepi tepat di pantai Maya Beach, tapi di dekat situ ada area yang bisa dipakai untuk berenang. Airnya asin dan tenang, semakin mendekati karang semakin terasa daratannya alias cetek. Karena hanya berenang dan berfoto saja kami nggak lama di sini. Selanjutnya kami makan siang di pulau entah apa (harusnya sih di Khao Majo tapi nggak jadi hihi).  Dalam perjalanan kami ditunjukkan suatu gua yang disebut pirate's cave. Aku jadi mikir, apakah betulan ada ya perompak-perompak itu? Apakah salah satu awak kapalnya ada yang jenggotnya bentuk tentakel gurita? Kok bisa sih mereka hidup di atas lautan gitu selama hidupnya?
Pirate's cave
***

Makan siangnya enak banget dan variatif. Mulai dari nasi putih, spaghetti, ayam, ikan tepung, salad, dan sup ayam. Minumnya entah ada apa saja karena yang kutuju langsung tentu saja air putih dan wow ada susu! Senang sekali~

Tidak ada pengumuman di pulau tempat makan ini kami selain makan lalu acara ngapain aja, namun karena sepertinja di sini cukup ada kehidupan maka aku dan beberapa juniorku mencari masjid karena saat itu sudah masuk waktu dhuhur. Kami menemukan 'Muslim Prayer Room' sekitar 50 meter dari tempat kami makan.
Sebagai tempat makan pulau ini keren yah
Selesai wudhu kami ragu untuk langsung masuk ke mushola karena saat itu hari Jumat dan isi mushola hanya ada laki-laki (sekitar lima orang dengan dua diantaranya teman kami). Kirain lagi Jumatan gitu kan. Tapi lima menit kemudian teman kami memberi tahu bahwa ini sholat dhuhur biasa, bukan jumatan jadi boleh aja masuk. Selesai sholat ternyata ketua kelompok kami (Jaka namanya) datang menjemput, katanya semua sudah naik kapal dan tinggal kami-kami yang di sini doang yang belum. Ah ya tambahan, itu para bos alias anggota kelompok 2 udah marah-maraaaah. Uwaaaw gaswat! 

Kami bergegas menuju kapal dan benar aja semua udah naik haha. Malu sih dilihatin karena terlambat tapi yah gimana hihi. Untung bangetlahhhhhh alhamdulillah bangetttt aku bersyukur dalam hati barusan udah sholat dhuhur dan ashar karena ternyata setelah kami naik kapal hingga menjelang maghrib nggak ada waktu dan tempat yang lebih baik dibanding yang barusan untuk melaksanakan sholat. Terima kasih Ya Allah. 

Tujuan selanjutnya adalah area yang menurut Pak Rafi enak untuk snorkeling. Sekitar dua puluh menit saja perjalanannya dari tempat makan. Airnya masih asin seperti yang sebelumnya (yaiyalaaaaaaaaaah!), gelombang ada tapi masih oke untuk berenang. Meski langit yang kami lewati di perjalanan sempat mendung tetapi cerah pas sampai tempat snorkeling alhamdulillah, soalnya kata Pak Rafi kita nggak boleh berenang kalau hari hujan.
Yuhuuu seger bangetttt dan seru lihat ikan-ikan berkeliaran di sekitar kami. Tapi ya emang cuma ikan sih yang bagus dilihatnya, karena karangnya B ajah. Padahal kalau kulihat di internet bagus loh, kenapa ya? Mungkin kurang dalam kali ya? Masa kudu nyelem, aku ga bisa haha takut tenggelamatau daerahnya bukan yang tepat kukunjungi ini kali ya udah keduluan orang gitu kali ya?
Slulup bersama para ikan laut
Jadi ingat...
Pertama kali aku pergi snorkeling (dalam Bahasa Jawa nyebutnya slulup :D) tahun 2015, saat itu tujuannya adalah Pulau Pahawang. Parah banget aku waktu itu, udah nggak bisa berenang, takut air (telinga kena air udah panik), badan kaku, pokoknya nggak pe-de bangetlah berada di air gitu. Bawaannya minta tolooong melulu haha. Tapi sekarang aku sudah berbeda, aku sudah belajar renang awal tahun 2018 lalu. Memang tahapannya baru sampai 'nggak takut air' haha tapi ini berpengaruh banget loh kalau lagi ke laut gini. Badan lebih rileks jadi bisa nikmatin sesi slulupnya ini dan tentu saja nggak ngerepotin orang. 

"Selamat ya, Gita!"
"Y."

Puas lihatin ikan di spot ini kami menuju Bamboo Island. Ini adalah pulau kecil dengan pasir yang putih banget. Awalnya aku cuma bermain pasir di pantainya. Kemudian melihat semua orang sudah lebih masuk ke pulau, aku pun ngikut. Takut kehilangan rombongan aku tuh hihi. Ternyata ada area yang lebih rindang, terpayungi oleh daun daun pohon... cemara gitu? Di sana juga ada tanda area aman untuk Tsunami. Aku baru ingat dulu Tsunami kan Phuket juga Tsunami ya.
Awal mula gelombang
Saat aku ambil gambar tentang Bamboo Island ini aku sempat memotret tidak sengaja seorang anak kecil perempuan yang nggak tahu asalnya dari mana, dia nggak bisa Bahasa Inggris sih jadi ditanya cuma senyum-senyum aja lalu bicara dalam bahasanya. Kurang jelas juga itu mandarin atau korea haha tapi senyum dan matanya lucu aku suka!
"Whats your name? Can you speak in english?" Geleng-geleng
Seharusnya setelah Bamboo Island kami masih mengunjungi satu pulau lagi namanya apaan lupa, Kei atau apa gitu. Tapi karena tidak ingin sampai Phuket terlalu sore maka kami memutuskan untuk balik aja langsung ke dermaga. Saat itu sekitar pukul 15.10.

Perjalanan balik ini sepertinja adalah perjalanan dengan boat yang nggak akan bisa aku lupa, lebih parah dari berangkatnya. Sama bergelombang seperti berangkatnya, tetapi lebih bikin sakit pantaaaat. Kalau berangkatnya itu pas meliuk ke bawah seperti 'mendarat di air', jadi berasa njut njut gitu. Tapi yang ini seperti 'mendarat di dasar laut' soalnya kerasssss aduuuuh . Pernah ke Dufan naik Hysteria? Atau ke Jatim Park naik Pendulum 360°? Nah kaya gitu rasanya, kaya dihempas dari suatu ketinggian. Mencelos; kalau kata penerjemah Harry Potter wkwkwk. Nah yang kaya gitu akan berlaku untuk satu setengah jam perjalanan haha. Dua puluh menit pertama masih ada suara-suara "Ooooh" dan "Waaaaa" dari penumpang. Tapi setelahnya udah pada lemas pasrah, ada juga yang tidur haha. Alhamdulillah yang muntah nggak ada.

***

Phi Phi Island dengan segala gelombang dan karangnya telah selesai. Setelah keluar dari dermaganya kami kemudian belok ke suatu tempat yang khusus jual oleh-oleh Thailand. Aku nggak sempat lihat tokonya apa, aku juga nggak begitu ingat berapa lama perjalanan ke sananya karena aku sempat ketiduran haha. Tapi jualnya lengkap mulai dari kaos, tempelan kulkas, gantungan kunci, tempat uang, tempelan dinding, sandal, dan banyak lagi. Kaosnya juga ada untuk anak-anak dan dewasa. Harga tempelan kulkas ฿40 baht, kaos dewasa sekitar ฿129, dan kaos anak-anak ada yang nggak sampai ฿100. Aku beli 4 tempelan kulkas, satu kaos dewasa dan satu kaos anak-anak. Total ฿425. Selesai belanja aku memberi ucapan terima kasih dalam Bahasa Thailand, "kòbkûn ká," sambil menangkupkan tangan di depan dada. 

"Keren ya aku."
"B aja sih, Giiiit."
Toko kaos untuk oleh-oleh yang emang murah 
Seharusnya malam ini kami ke Karoon Beach (pantai gitu) langsung setelah dari Phi Phi Island. Tapi acara dialihkan karena banyak yang baju gantinya basaaaaah kesiram air di boat haha. Kami ke hotel dulu untuk mandi dan ganti baju kemudian kumpul lagi untuk makan malam. Kami kembali makan di Banzaan Night Market seperti hari sebelumnya. 

Malam lalu kelompok 1 makan malam di Mimi Halal Food. Bagi kami karena ikan bakarnya agak bau gitu semalam jadi udahlah Mimi Halal Food ini coret aja, nggak bisa diulang. E TAPI BOS-BOSANNYA MALAH BELOK KE SINI HYAAAA. Yah ini meskipun jalan-jalan santai ya acaranya tapi tetap aja bos yaaa bossss yang sugguh kami hormati (ciyeee); akhirnya di sanalah kami makan malam hari itu. Tapi aku mencoba nggak makan banyak (bahkan diam aja saat nggak dapat nasi haha), cuma gadoin ikan dan udang karena pingin keliling Banzaan buat cobain makanan-makanan di sini.
Mango Sticky Rice
Ternyata kalau masih jam 9an gini masih banyak kiosnya. Kucobain pertama adalah sate gurita (tentakelnya) dan cumi. Ternyata gurita lebih keras ya dari cumi, tapi masih oke buat digigit. Selanjutnya yang kucobain adalah mango sticky rice alias ketan mangga haha. Kata kawanku yang namanya Ismi aku harus coba ketan mangga di Thailand karena rasanya bedaaaa lebih segar. Setelah kucoba emang bener sih. Aku belum pernah cobain yang di Indonesia tapi emang yang di Phuket ini segar bangetttt. Ada bumbu siramnya yang seputih susu warnanya tapi kok rasanya mirip santan cuma lebih ringan gitu, gatau apa itu. Mangganya pun beda, warnanya kuning gitu. Satu mika harganya ฿50.
I cant take my eyes off from her... or him?
Selanjutnya aku mencoba beli sushi kecil-kecil, Harganya variatif antara ฿7 sampai ฿14. Sebetulnya aneh yak ngapain beli sushi di Thailand hahah habisnya bentuknya lucuuuu dan yang jual pun bikin aku tertarik soalnya dia dandan tapi kayanya cowo...  sesuatu hal yang mudah ditemukan di Thailand (katanya). Rasanya sih ya enak, cuma agak terlalu lembek untuk sushi. Dengan harga yang sama dengan sushi di AEON Mall (฿7 sama dengan Rp3000,00-an) aku jelas lebih pilih yang di AEON sih hihihi.
Ternyata kami udah betulan kenyang, nggak kuat lagi makan. Padahal masih ada es kelapa, pancake, dan Padthai yang sudah kami incar sejak di Jakarta hahaha. Kami cuma lihatin makanan-makanan di sekitar Banzaan. Di luar area Banzaan juga ada jual oleh-oleh yang seperti dijual di toko oleh-oleh yang kami hampiri tadi. Tempelan kulkasnya lebih muraaaaah dari yang kubeli oh noooooo
Bapak penjual pancake depan Best Western; harganya sekitar ฿120
Sebetulnya hotel tempat kami menginap dekat banget sama klub-klub dan pantai yang ada Ladyboy a.k.a transgender-nya. Malam itu aku dan beberapa teman sempat jalan ke arah sana tapi karena aku nggak tahu ya setelah berapa meter gitu balik hotel, kirain ga ada apa-apa. 

"Penasaran banget, Git?"
"Mayan sih."


***

P & K
1. Tidak ada satu perkara pun yang menjadikan manusia boleh meninggalkan sholat kecuali dia gila atau mati. Menjadi musafir bukan tergolong kedua hal tersebut makanya kita tetap wajib sholat apapun situasi dan kondisinya. Bagiku apalagi aku jalan bareng orang banyak dan hampir nggak terlalu ikrib denganku gini aku kudu lebih waspada dan menyiapkan semuanya lebih tepat, terutama hal solat.
2. Demi apapun ya kalian kalau ke Thailand kudu cobain mango sticky rice hahah karena asli enaaaa makasih Ismi sudah menyarankan n_n.
3. Kalau pergi snorkeling dan bawa ganti pakailah dry bag kalau nggak kantong plastik, taruh juga alat-alat elektronik di sana karena pasti bakal basah.
4. Mengingatkan aja siapa tahu ada yang belum tahu cara pakai sunblock atau tabir surya. Pakainya itu setengah jam sebelum terpapar/snorkeling, kalau pas sebelum terpapar/snorkeling baru pakai ya nggak ngaruh geng. Itu sih kata temen aku yang sangat berpengalaman main ke laut gini. SPF-nya juga pakai yang 50 ya.

STILL IN PHUKET! Day-2
(click to enlarge the photos or direct your cursor to see the title)
 
 
 
 
 
 
 
  
 

 

7 comments:

  1. ngeliat biru-biru gitu bawaannya pengen nyebur aja. ini kayaknya gue harus berenang deh nih, udah lama banget ga pernah. pemandangan disana keren-keren banget uy. jadi pengen.
    harus nabung kalo gini ceritanya dah.

    klo kmaren kpengen nyobain scallop nah kalo sekarang jadi penasaran sama manggo sticky rice itu. kayaknya terkenal banget ya. sebegitu enak kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah enak bgt bang mango sticky rice nya :-B saya aja nyesel di Bangkok ga beli lagi (krn ga nemu si ya, waktunya pun mepet). kudu cobain bgt lah itu mango sticky rice :Dv

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Ehh ada mama akooh. Glad You like the sticky rice giiit 😘

    ReplyDelete
  4. wah jadi pengen banget jalan2 ke thailand. semoga disegerakan lah kusana.

    ReplyDelete