Saturday 11 August 2012

I just don't know why i write this

Tulisan kali ini serius dan sangat sinteron (17+)

Semuanya harus diperjelas dengan:
Sebenarnya kenapa ini jadi masalah ya? 
Buat apa aku mempermasalahkan ini ya? 

Sebelum semakin tidak mengerti, harus dulu diperkenalkan tokoh-tokoh tanggal 10 Agustus waktu itu, ada satu yang namanya sebut saja 66, satunya adalah Envy. Ini nama samaran semua, supaya bisa misterius hihihi. (Nama-nama samaran  disini supported by Fullmetal Alchemist).

Envy adalah perempuan bermental baja. Otak dan kepala dia juga ajaib, semacam terbuat dari batu, meskipun dari luar dia normal, langsing, dan cantik. Dia ini semacam aku juga, gagal berpindah ke lain jiwa a.k.a move on. Sebut saja laki-nya ini Gluttony. Envy dan Gluttony ini sudah cerai sejak tahun lalu bulan Oktober kalau tidak salah (aku september :p). Envy ini kurang tahu kenapa sampai sekarang masih sangat suka sama Gluttony. Ini aneh dan tidak wajar! KENAPA? KARENA....... Gluttony sering banget ngomong kasar sama Envy. Tidak cuma kasar biasa, selalu bawa-bawa hewan kalau ngomong sama Envy, yang paling favorit itu kambing. Pernah pas ngerjakan tugas bareng di gazebo sebelah himpunan, mereka tengkar karena si Envy selalu aja motong omongan Gluttony, padahal Gluttony sedang badmood. Gluttony marah-marah, Envy dihina-dina, sampai nangis-nangis parah banget. Kejadian lain pemicunya apa aku lupa, yang jelas Gluttony kalau marah selalu seperti itu dan Envy juga yang selalu mengejar-ngejar Gluttony (sulit menekankan dimana menyebalkannya melihat Envy mengejar Gluttony terus-terusan, mungkin kalian harus lihat live). Mungkinkah ini pelet? Yes, entahlah Squidward. Pada intinya, Envy nampak amat tolol buat semua orang. Karena: Dia perempuan! Tapi dia terus-terusan mengejar padahal sudah diperlakukan sangat tidak pantas sama Gluttony. Tapi dasar otak batu, siapapun tidak bisa membuat Envy sadar. Orang tuanya sekalipun. 

Cukup kenalannya sama Envy, sekarang terbang menuju tanggal 10 Agustus. TKP adalah ruang dosen, waktu itu ada 66, Envy, aku, dan satu lagi figuran yang tidak perlu disebutkan. 66 dan Envy ini sedang ribet menghitung IPK. Yang 66 menghitung punya sendiri memang, tapi ternyata Envy ini meributkan punya Gluttony. Iya, jadi si Gluttony ini pulang mudik gitu dan KRS dia titipkan sama Envy.
Tapi Envy juga sedang bingung. Jadi jumlah sks mata kuliah wajib semester depan itu ada 20. Tapi dengan IP 3 lebih, dia ini kepingin nambah mata kuliah supaya jadi 24 sks, cuma bingung ambil apa. Lalu kubilang: 
"Buat apa nambah? Gluttony is your last subject, isn't he? Dia kan 4 sks buat kamu, lengkap kan kamu udah 24 sks. Hahaha....."
Lalu 66 menimpali: 
"Iya, kau itu kalau dinilai buat Mata Kuliah 'FAITH FOR Gluttony' bakal dapat A kok, nih Gita cuman dapat C hahahaha!" 
:O :O :O IT'S SO SURPRISE ME!  Aku tahu ini ranahnya sedang becandaan, tapi #JLEBJLEBCROOOOOOOT dan jadi kepikiran deh :|
Ternyata bagi teman-teman, aku pantasnya cuma dapat C di Mata Kuliah 'FAITH FOR SUAMI ORANG', dan Envy dapat A, sodara-sodara....

Tapi sekali lagi......
Sebenarnya kenapa ini jadi masalah ya? 
Buat apa aku mempermasalahkan ini ya?
Bukannya memang NILAI itu yang bisa membuat orang lain? 
Kalau memang aku cuma dapat C, lalu kenapa? Big problem?
Kok aku jadi suram begindose? 

Aku sempat protes memang, tapi nggak mau cerita banyak karena semakin banyak aku cerita semakin keingat-ingat dan mengharapkan suami orang. Tapi kataku dalam hati, kok bisa aku dinilai cuma C. GAK TE RI MA! Padahal aku juga masih ada rasa kok sama suami orang, sumpah masih ada. Cuma aku nggak menunjukkan saja ke kalian bertiga. Kalian aja yang tidak tahu tapi sok tahu, sok menilai aku cuma C. Masih ada kok perasaan, masih ada, sangat ada...
Masa aku harus benar-benar nampak 'mengejar suami orang' kayak Envy sih supaya kelihatan masih ada rasa? Membuntuti dia kemanapun dia pergi, ngemis-ngemis ngajak makan bareng, menolak makanan apapun kalau bukan dia yang mengulurkan? Tapi buat apa juga ya kalian lihat, kayaknya aku bakal nampak tolol juga deh...

Lagi bukannya, 
(katanya) tiap orang punya cara beda-beda cara mencint..... yah itu deh, malas nulisnya
Katanya, sebenarnya, yang terlihat 'biasa-biasa' saja, justru biasanya perasaannya lebih dalam
Memangnya tidak boleh yak, aku kayak puisinya AADC yang di blog-nya Nindot ini:  
Aku Ingin
“Aku igin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”
oleh Sapardi Djoko Damono

Kata Nindot: puisi yang cukup singkat, tapi penuh makna, menurutku.
bahwa terkadang seseorang ingin mencintai dalam diam, sebagaimana dia menganggap bahwa diam adalah kesederhanaan yang paling mulia
 Aku merasa kayak gitu, karena sudah tidak pernah lagi benar-benar menawarkan bantuan ke suami orang meskipun sebenarnya ingin, meskipun sebenarnya aku selalu tahu suami orang sedang butuh bantuan atau harus diingatkan. Aku menunggu suami orang yang datang lebih dulu waktu suami orang butuh, waktu suami orang mencari seseorang yang bisa bantu dia. Karena kalau aku menawarkan bantuan dia jarang ada mau. Karena sudah ada yang bantu dia, lihat deh aku kasih nama samarannya aja Suami Orang, ya karena kayakanya dia udah jadi suaminya orang.... 
Bukan aku yang dia tunggu buat menawarkan bantuan, tapi istri dia itu. Entah sapose istri dia.
Mungkin memang nilai A bukan buat yang cuma berani memperhatikan dari belakang, dari jauh, kayak aku begini ya? 

Lagi lagi kubilang:

Sebenarnya kenapa ini jadi masalah ya? 
Buat apa aku mempermasalahkan ini ya?

No comments:

Post a Comment